Melesatnya IHSG yang begitu tinggi merupakan efek secara langsung dari menguatnya sejumlah saham Grup Barito milik Prajogo Pangestu.
Saham-saham Grup Barito milik Prajogo Pangestu keseluruhannya kompak dipimpin oleh saham BRPT, susul BREN, PTRO, TPIA, dan CUAN. Terlebih saham BRPT berhasil menguat mencapai 6,35%.
PT Barito Pacific Tbk (BRPT), yang merupakan induk dari Grup Barito, berhasil menguat 55 poin atau setara dengan kenaikan 6,35% ke posisi Rp920/saham seiring dengan nilai transaksinya yang tinggi mencapai Rp145 miliar.
Menyusul tren kenaikan yang terjadi pada saham BRPT, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan juga harga sahamnya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), yang menguat pada perdagangan siang hari ini.
Saham BREN mencatatkan kenaikan 425 poin atau setara dengan penguatan 6,25% ke level Rp7.225/saham. Terapresiasinya harga saham tersebut tercapai usai sebanyak 22 juta saham ditransaksikan dengan nilai mencapai Rp159 miliar.
Saham PTRO juga memuncak di zona hijau, terbang 1.250 poin atau dengan kenaikan 5,76% ke level Rp22.950/saham. Menyusul saham TPIA yang berhasil menguat 400 poin atau dengan kenaikan 5,74% ke posisi Rp7.375/saham.
Tak ketinggalan, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) hingga siang hari ini juga berhasil meninggi 375 poin, atau mencatat kenaikan 5,68% ke posisi Rp6.975/saham.
Saham Prajogo Pangestu Tersengat Pandangan Bullish JP Morgan
Penguatan keseluruhan saham grup Barito Pacific sepanjang hari ini juga sedari kemarin diwarnai oleh sentimen dari JP Morgan yang lebih optimis dan Bullish terhadap saham BRPT. JP Morgan mengubah pandangannya terhadap saham Barito Pacific (BRPT) menjadi Neutral dari sebelumnya Underweight.
Tim analis JP Morgan yang terdiri dari Arnanto Januri, Henry Wibowo dan Smedh Samant menjelaskan, upgrade rating saham JP Morgan dilangsungkan setelah tekanan jual sudah tampak mereda.
Meredanya aksi jual sejalan dengan masih bertahannya saham BRPT sebagai konstituen Indeks MSCI.
“BRPT telah menjadi bagian dari Indeks MSCI Indonesia sejak 2019. Kami memperkirakan tekanan jual mereda setelah rebalancing MSCI,” mengutip riset JP Morgan terbaru mencermati hasil rebalancing terbaru Indeks MSCI efektif sejak 26 November.
JP Morgan juga mencermati ekspansi BRPT ke segmen kawasan industri atau industrial estate melalui Griya Idola, yang akan mengembangkan Patimban Industrial Estate.
Griya Idola merupakan joint operation antara BRPT dan PT Wahana Mitra Semesta (WMS), yang juga merupakan sepenuhnya milik Prajogo Pangestu.
WMS memiliki lahan seluas 3,4 juta meter persegi (m2). Harga per meter persegi dibanderol Rp188.000.
“Jika seluruh landbank tersebut bisa di-monetized dengan harga US$150/m2, maka valuasi BRPT akan meningkat 3%-4%, dengan pembagian keuntungan (penjualan lahan) 65% untuk BRPT.”
Mempertimbangkan fundamental BRPT saat ini, selain mengerek pandangannya menjadi neutral, JP Morgan juga memasang target harga Rp870/saham, tidak berubah dari target harga sebelumnya.
(fad)