Bahlil menyebut, hingga saat ini proses pembentukan Satgas Hilirisasi masih berjalan karena melibatkan beberapa kementerian teknis terkait seperti; Kementerian Investasi, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perindustrian.
“Lebih cepat lebih baik. [Pembentukan Satgas] dalam rangka kerja biar cepat. Kalau sendiri-sendiri nanti izin-izin segala macam lama dan Presiden Prabowo maunya cepat. Jadi kita membuat Satgas,” tutur Bahlil.
Menurut Bahlil, Prabowo masih menggodok satgas baru tersebut karena nantinya akan diputuskan dan ditindaklanjuti melalui keputusan presiden (keppres)
Sementara itu, Bahlil masih menunggu proses penandatanganan keppres tersebut. Setelah keppres disahkan, Bahlil akan langsung menemui Prabowo.
“Kepresnya masih dalam proses. Kita tunggu arahan secara teknis kepada Presiden Prabowo.”
Untuk diketahui, pemerintah resmi memetakan 28 komoditas untuk dipacu proses penghiliran atau hilirisasinya, guna mendatangkan potensi pendapatan negara dari investasi senilai US$618,1 miliar (sekira Rp9,79 kuadriliun) setidaknya sampai dengan 2040.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Edy Junaedi mengatakan peta jalan untuk hilirisasi 28 komoditas itu sudah dimatangkan.
Selain investasi, hilirisasi 28 komoditas itu digadang-gadang bisa mendatangkan devisa ekspor US$857,9 miliar (sekitar Rp13,59 kuadriliun), produk domestik bruto (PDB) US$235,9 miliar (sekitar Rp3,73 kuadriliun), serta serapan tenaga kerja sebanyak 3,01 juta orang.
“Kita sudah identifikasi, ada 28 produk unggulan yang secara sumber daya kita unggul. Bila ini bisa kita kelola dengan baik, ini potensinya Rp9.000 triliun,” ujarnya di agenda forum eksekutif bertajuk Menggali Sektor Kunci Investasi Berkelanjutan di Indonesia, Senin (18/11/2024).
Edy mendetailkan 28 komoditas yang akan menjadi fokus hilirisasi pemerintah dalam 5 tahun ke depan mencakup batu bara hingga rumput laut.
Target investasi hilirisasi senilai Rp9,79 kuadriliun tersebut bahkan diharapkan dapat tercapai sekitar 50% dalam 5 tahun ke depan. Adapun, secara kumulatif, target investasi pada era pemerintahan Presiden Prabowo pada 2025—2029 mencapai Rp13.528 triliun.
(mfd/wdh)