Deklarasi darurat militer yang dilakukan Yoon pada Selasa malam mengejutkan seluruh penduduk negara itu, partai Yoon sendiri Partai Kekuatan Rakyat (PPP), dan sekutu global, termasuk Amerika Serikat (AS).
Hal ini juga membuat para investor terombang-ambing dan meminta jaminan dari otoritas moneter bahwa mereka akan memberikan bantuan di pasar jika diperlukan.
Ketua Kepala Staf Gabungan mengatakan militer akan memprioritaskan perannya untuk melindungi rakyat, kata Yonhap, dalam kemungkinan indikasi bahwa angkatan bersenjata tidak akan terlibat langsung dalam perselisihan politik di masa mendatang.
Yoon "saat ini ditakdirkan untuk menghadapi pemakzulan," kata Rory Green, ekonom di firma riset TS Lombard. Pemilihan presiden kemudian akan diadakan, mungkin pada awal kuartal kedua tahun 2025, katanya, dan partai oposisi Demokrat akan menjadi "kandidat kuat" untuk menang.
Won Korea Selatan, mata uang dengan kinerja terburuk di Asia tahun ini, stabil pada Rabu setelah anjlok lebih dari 3% tidak lama setelah berita awal tentang dekrit darurat militer tersiar pada Selasa malam. Saham-saham terpukul pada pembukaan pasar, sebelum sebagian mulai pulih pada pagi hari dan diperdagangkan turun 1,8%.
Pemberlakuan darurat militer oleh Yoon, 63 tahun, merupakan taruhan berisiko tinggi yang ia klaim akan mencegah oposisi mencoba melumpuhkan pemerintahannya di tengah keretakan politik yang kini akan fokus pada kelengserannya dan tindakan yang mungkin akan diambil terhadapnya.
Anggota parlemen dengan cepat berkumpul di parlemen untuk menolak langkah tersebut, di mana para pengunjuk rasa menawarkan dukungan saat tentara tiba di gedung tersebut.
Tak lama setelah pukul 4 pagi waktu Seoul, Yoon mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa ia akan "menerima permintaan Majelis Nasional dan mencabut darurat militer melalui rapat kabinet." Kabinet kemudian menyetujui pembatalan perintah tersebut.
Bahkan sebelum peristiwa dramatis itu, Yoon sangat tidak populer, dan peringkat persetujuannya telah jatuh ke rekor terendah.
"Sangat memalukan bahwa saya tidak dapat melihat wajah orang Korea yang tinggal di luar negeri," kata Park Sam-choon, pria berusia 76 tahun dalam demonstrasi yang menuntut pemakzulan Yoon pada Rabu.
"Yoon harus segera mengundurkan diri. Saya telah menyaksikan begitu banyak presiden sejauh ini, bahkan presiden pertama Korsel. Bagi saya, Yoon tampak seperti anak laki-laki berusia 5 tahun. Dia tidak tahu apa yang sedang dia lakukan."
Dewan kebijakan moneter Bank of Korea (BOK) mengadakan pertemuan luar biasa pada Rabu pagi, hanya seminggu setelah secara mengejutkan memangkas suku bunga. Para anggota mendiskusikan langkah-langkah untuk melindungi ekonomi dan pasar.
BOK akan meningkatkan likuiditas jangka pendek dan mengambil langkah-langkah “aktif” di pasar mata uang yang diperlukan untuk memastikan stabilitas, katanya dalam pernyataan setelah pertemuan dewan yang diadakan secara mendadak.
(bbn)