Ketika level itu juga tertembus, maka ada potensi untuk lanjut melemah dalam jangka menengah (Mid-term) ke Rp16.050/US$.
Pada pukul 10:20 WIB, rupiah menjadi valuta Asia dengan pelemahan terdalam yaitu ke level Rp15.960/US$, mencerminkan penurunan nilai sebesar 0,13%.
Ketika rupiah menghadapi tekanan, mayoritas mata uang Asia bangkit mengalahkan dolar AS dipimpin oleh won Korsel yang jelang siang ini menguat 0,88%, juga peso 0,29%, baht 0,13%, juga dolar Taiwan 0,12%.
Indeks dolar AS masih bertahan lebih kuat di kisaran 106,46 pada saat yang sama. Adapun yield Treasury masih melanjutkan kenaikan pagi ini di mana tenor 10Y merangkak ke 4,225% dan tenor pendek 2Y di 4,169%.
Indeks saham domestik masih bertahan di zona hijau, dengan kenaikan 1,42% ke level 7.298. Adapun di pasar surat utang, mayoritas tenor INDOGB menunjukkan kenaikan tingkat imbal hasil, mengekor Treasury.
Yield INDOGB-2Y ada di 6,781%, sedangkan tenor 5Y di 6,813% dan 10Y sedikit turun ke 6,892%.
Arus keluar modal asing
Pada November lalu, arus keluar modal asing membesar. Di pasar surat berharga negara (SBN), bulan lalu menjadi titik terhentinya reli belanja oleh pemodal asing yang telah berlangsung sejak Mei lalu.
Mengacu data Kementerian Keuangan RI, pada November, kepemilikan asing di surat utang RI telah longsor Rp12,76 triliun, menjadi tinggal Rp872,8 triliun.
Net sell asing di SBN pada November menghentikan reli pembelian oleh investor asing yang telah berlangsung selama Mei-Oktober, rekor pembelian terpanjang sejak 2017 silam.
Investor asing juga angkat kaki dari bursa saham domestik. Selama November, asing membukukan net sell di pasar saham Indonesia senilai US$1,06 miliar, itu setara dengan Rp16,9 triliun.
Bukan cuma itu, di instrumen penarik dana asing jangka pendek (hot money), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), asing juga terlihat mengurangi posisi.
Laporan Bank Indonesia terakhir, berdasarkan data transaksi 25-28 November 2024, asing membukukan posisi net sell di SRBI senilai Rp1,66 triliun.
Itu menjadi posisi net sell tiga periode beruntun di tengah tingkat bunga SRBI yang terus dikerek naik sampai terakhir kini ada di 7,20%.
Sementara hingga data 18 November, porsi asing di SRBI berkurang Rp4,39 triliun dibanding bulan sebelumnya. Kini penguasaan asing di SRBI turun jadi 25,82% dari tadinya mencapai 27,23%.
(rui/aji)