Logo Bloomberg Technoz

Polemik BBM: Subsidi Pertalite Dinilai Lebih Dibutuhkan dari BLT

Mis Fransiska Dewi
04 December 2024 10:30

Konsumen membeli Pertalite di SPBU Pertamina./Bloomberg-Dimas Ardian
Konsumen membeli Pertalite di SPBU Pertamina./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ekonom energi dari Universitas Padjadjaran Yayan Satyakti berpendapat porsi subsidi bahan bakar minyak (BBM) harus tetap lebih besar dari bantuan langsung tunai (BLT) jika pemerintah jadi mengimplementasikan mekanisme ‘blended’ atau campuran dalam distribusi subsidi energi.

Yayan mengatakan akses terbuka terhadap BBM bersubsidi—seperti Pertalite dan Solar — lebih dibutuhkan masyarakat kelas menengah dan bawah untuk menjaga daya beli, alih-alih bantuan langsung berupa uang.

“Sehingga, porsi BLT-nya harus lebih sedikit, sedangkan yang [subsidi BBM berbasis] kuota itu harus masih ada, karena ini untuk menjaga daya beli, khususnya rumah tangga menengah, bawah, dan rentan miskin,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (4/12/2024).

Ilustrasi SPBU (Sumber: Bloomberg).

Rasio Ideal

Yayan mengingatkan pengguna BBM bersubsidi—khususnya jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite — lebih banyak berasal dari rumah tangga kelas menengah dan menengah bawah; yang biasanya tidak masuk kriteria penerima manfaat dalam program bantuan sosial pemerintah.