Gubernur The Fed San Francisco Mary Daly mengatakan pemotongan suku bunga bulan ini belum pasti, tetapi masih menjadi bahan pertimbangan para pembuat kebijakan.
"Untuk menjaga perekonomian tetap dalam kondisi baik, kita harus terus mengkalibrasi ulang kebijakan," kata Daly pada Selasa dalam wawancara di Fox Business.
"Apakah itu akan terjadi pada Desember atau beberapa waktu kemudian, itu adalah pertanyaan yang akan kami bahas dan diskusikan pada pertemuan berikutnya, tetapi intinya adalah kami harus terus menurunkan kebijakan untuk mengakomodasi perekonomian."
Komentar Daly ini kurang lebih sejalan dengan beberapa pembuat kebijakan lain yang telah berbicara minggu ini dan menjelasan bahwa mereka memperkirakan bank sentral AS akan terus memangkas suku bunga pada tahun depan.
Pernyataan bernada dovish itu masih belum mampu menaikkan pamor mata uang Asia pagi ini di tengah ketegangan yang meningkat di Korea Selatan. Pada pembukaan pasar Asia pada Rabu pagi, mayoritas mata uang masih melemah terbatas seperti dolar Singapura yang turun nilainya 0,12%.
Lalu yen 0,09%, yuan offshore juga melemah tipis 0,05%, ringgit 0,04% dan dolar Hong Kong 0,01%.
Sedangkan won Korsel menguat 1% ketika bursa saham di negeri itu anjlok nyaris 2% pada pembukaan pasar, akibat ketegangan yang meningkat pasca darurat militer sempat diberlakukan selama enam jam.
Pekan ini, perhatian pasar masih akan mengarah pada pengumuman laporan pasar kerja AS pada Jumat. Sedangkan malam ini, pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di New York Times Dealbook Summit di New York, akan menjadi fokus penting para pelaku pasar.
Analisis teknikal
Nilai rupiah berpotensi melemah secara teknikal ke level Rp15.960/US$ sampai dengan Rp15.980/US$, dengan support terkuat rupiah pada Rp16.000/US$ sekaligus sebagai support psikologis.
Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance potensial pada level Rp15.900/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat kembali menguat ke level Rp15.850/US$.
Selama nilai rupiah bertengger di atas Rp16.000/US$ usai tertekan, maka ada potensi untuk lanjut melemah dalam jangka menengah (Mid-term) ke Rp16.050/US$.
Sebaliknya, apabila terjadi penguatan hingga Rp15.800/US$, mata uang berpotensi terus menguat hingga Rp15.770/US$ sampai dengan Rp15.750/US$.
(rui)