Alhasil, karena animo masuk yang rendah, pemerintah akhirnya memutuskan penerbitan di bawah target indikatif yakni hanya Rp8 triliun dari sasaran Rp9 triliun.
Pemerintah juga lebih banyak menerbitkan tenor pendek seri SPNS yang mencapai 63,1% dari total penerbitan sukuk hari ini. Yakni sebesar Rp5,05 triliun.
Sementara dari seri PBS (Project Based Sukuk), seri PBS038 yang jatuh tempo tahun 2049, menjadi yang terbanyak diterbitkan yaitu sebesar Rp1,3 triliun dari penawaran masuk senilai Rp2,58 triliun.
Adapun seri PBS lain yakni PBS030 bertenor menengah, diterbitkan sebanyak Rp1,1 triliun dari incoming bids mencapai Rp1,52 triliun.
Lelang sukuk hari ini membawa nilai total penerbitan surat berharga negara sepanjang tahun ini mencapai Rp1.088,08 triliun.
"Dengan perkiraan prapendanaan untuk tahun 2025 senilai Rp43,76 triliun dari penerbitan obligasi global bulan lalu. Alhasil, penerbitan bruto SBN pada 2024 sudah mencapai 103,12% dari target Kementerian Keuangan," kata tim analis Mega Capital Sekuritas, Lionel Priyadi, Muhammad Haikal dan Nanda Rahmawati dalam catatan yang dirilis setelah lelang usia.
Pada perdagangan Selasa hari ini, yield SBN di pasar sekunder cenderung naik mengikut tren global. Sampai perdagangan sore, INDOGB-2Y naik 4,1 bps bps ke level 6,62%.
Sementara tenor 5Y naik 0,7 bps jadi 6,72% dan tenor 10Y naik 1,4 bps jadi 6,86%.
Sedangkan di pasar saham, IHSG ditutup menguat tajam 2,11%, penguatan pertama setelah empat hari perdagangan beruntun ditutup di zona merah.
Alhasil, rupiah hari ini yang sempat menyentuh Rp15.959/US$, akhirnya bisa sedikit tertahan dan mengurangi pelemahan, ditutup di Rp15.940/US$ yang mencerminkan penurunan nilai 0,25%.
Reli beli asing terhenti
Bulan November yang baru saja berakhir menandai terhentinya reli pembelian SBN oleh pemodal asing yang telah berlangsung sejak Mei lalu.
Mengacu data Kementerian Keuangan RI, pada November, kepemilikan asing di surat utang yang diterbitkan pemerintah telah longsor Rp12,76 triliun, menjadi tinggal Rp872,8 triliun.
Net sell asing di SBN pada November menghentikan reli pembelian oleh para pemodal nonresiden yang telah berlangsung selama Mei-Oktober, rekor pembelian terpanjang sejak 2017 silam.
Selama November, asing juga terus melepas banyak posisi di pasar saham. Investor nonresiden membukukan net sell di pasar saham Indonesia senilai US$1,06 miliar, menurut data yang dikompilasi oleh Bloomberg. Angka itu setara dengan Rp16,9 triliun.
Bukan cuma itu, di instrumen penarik dana asing jangka pendek (hot money), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), asing juga terlihat mengurangi posisi. Laporan Bank Indonesia terakhir, berdasarkan data transaksi 25-28 November 2024, asing membukukan posisi net sell di SRBI senilai Rp1,66 triliun.
Sentimen risk-off yang menyala di pasar negara berkembang karena efek Trump telah membuat dana global berangsur tersedot kembali ke pasar AS, seiring kian tingginya tingkat imbal hasil surat utang Treasury.
Arus keluar modal asing yang ditaksir lebih dari Rp30 triliun di berbagai instrumen investasi di Indonesia itu, tak ayal membuat rupiah makin tersudut. Rupiah sudah kehilangan nilai 0,94% selama November saja.
Sedangkan bila menghitung kinerja selama kuartal IV-2024 (quarter-to-date), rupiah sudah merosot hingga 5,02%, terburuk di Asia peringkat empat.
Alhasil, kinerja year-to-date yang sempat positif kini kembali jatuh ke zona negatif di mana rupiah membukukan pelemahan 3,41% dibandingkan posisi penutupan akhir 2023.
(rui)