Tim analis JP Morgan yang terdiri dari Arnanto Januri, Henry Wibowo dan Smedh Samant menjelaskan, upgrade rating saham JP Morgan dilangsungkan setelah tekanan jual sudah tampak mereda.
Meredanya aksi jual sejalan dengan masih bertahannya saham BRPT sebagai konstituen Indeks MSCI.
“BRPT telah menjadi bagian dari Indeks MSCI Indonesia sejak 2019. Kami memperkirakan tekanan jual mereda setelah rebalancing MSCI,” mengutip riset JP Morgan, Selasa.
Hasil rebalancing terbaru Indeks MSCI berlaku efektif sejak 26 November. Rebalancing berikutnya akan dilakukan mulai Februari 2025 dan berlaku efektif pada 3 Maret 2025.
JP Morgan juga mencermati ekspansi BRPT ke segmen kawasan industri atau industrial estate melalui Griya Idola, yang akan mengembangkan Patimban Industrial Estate.
Griya Idola merupakan joint operation antara BRPT dan PT Wahana Mitra Semesta (WMS), yang juga merupakan sepenuhnya milik Prajogo Pangestu.
WMS memiliki lahan seluas 3,4 juta meter persegi (m2). Harga per meter persegi dibanderol Rp188.000.
“Jika seluruh landbank tersebut bisa di-monetized dengan harga US$150/m2, maka valuasi BRPT akan meningkat 3%-4%, dengan pembagian keuntungan (penjualan lahan) 65% untuk BRPT.”
Mempertimbangkan fundamental BRPT saat ini, selain mengerek pandangannya menjadi neutral, JP Morgan juga memasang target harga Rp870/saham, tidak berubah dari target harga sebelumnya.
(fad/dba)