Logo Bloomberg Technoz

Rusia sendiri telah meningkatkan belanja militernya secara besar-besaran selama dua tahun terakhir. Akibatnya, ekonomi Rusia bergejolak: inflasi meningkat tinggi dan perusahaan-perusahaan menghadapi kekurangan tenaga kerja.

Guna mengendalikan situasi tersebut, Bank Sentral Rusia menaikkan suku bunga menjadi 21% pada Oktober, yang merupakan tingkat tertinggi dalam beberapa dekade.

Sementara itu, Ukraina terus menerima bantuan militer yang signifikan dari sekutu-sekutunya. Kemarin (2/12/2024) saat tiba di Kyiv, Kanselir Jerman Olaf Scholz menjanjikan bantuan militer senilai lebih dari US$684 juta untuk Ukraina.

Scholz mengumumkan bahwa Jerman akan mengirimkan pertahanan udara tambahan – termasuk sistem Patriot buatan AS – ke Ukraina tahun depan.

Amerika Serikat (AS) juga mengumumkan paket senjata terbaru untuk Ukraina senilai total US$725 juta (sekira Rp11,56 triliun) dan termasuk pengiriman kedua ranjau antipersonel yang telah diizinkan Presiden Joe Biden.

Peningkatan anggaran pertahanan Rusia ini terjadi di tengah memanasnya eskalasi perangnya dengan Ukraina.

Pada November lalu, Korea Utara dilaporkan mengirim sekitar 11.000 tentaranya untuk membantu Rusia bertempur melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk. Sejak saat itu, pertikaian di antara kedua negara tersebut makin intens hingga saat ini.

(ros)

No more pages