Logo Bloomberg Technoz

Bahlil Gandeng Kanada Buat Transisi Energi, Termasuk Soal Nuklir

Mis Fransiska Dewi
03 December 2024 11:50

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menandatangani kerja sama sektor energi dengan perwakilan Kanada, Senin (2/12/2024)./dok. Kementerian ESDM
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menandatangani kerja sama sektor energi dengan perwakilan Kanada, Senin (2/12/2024)./dok. Kementerian ESDM

Bloomberg Technoz, Jakarta – Indonesia dan Kanada menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) di bidang kerja sama transisi energi dan pertambangan mineral kritis, awal pekan ini.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dengan Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng, Senin (2/12/2024).

Kerja sama tersebut mencakup beberapa area kerja strategis a.l. penerapan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social, and governance (ESG); pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui teknologi bersih; serta penguatan perdagangan dan investasi sektor pertambangan.

Bahlil menyebut kolaborasi dengan Kanada bisa mendukung percepatan transisi energi dan pertumbuhan ekonomi kedua negara. Dia juga menekankan kerja sama ini untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat.

"Listrik kita saat ini sebesar 91 gigawatt dengan pertumbuhan ekonomi di bawah 6%. Target Presiden Prabowo untuk pertumbuhan ekonomi ke depan adalah 8%, sehingga kami memerlukan tambahan 61 gigawatt untuk mendukung target tersebut," ujar Bahlil dalam keterangan resmi, Selasa (3/12/2024). 

Percepat Pemanfaatan EBT, PLN Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Power untuk Produksi Hidrogen dan Amonia Hijau. (dok: PLN)