“Jadi mungkin hanya satu ataupun dua bulan, tetapi sesudahnya itu [harga BBM nonsubsidi] akan turun lagi,” ujarnya.
Per hari ini, minyak mentah Brent pengiriman Februari naik 0,2% menjadi US$71,98 per barel pada pukul 9:17 pagi di Singapura. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 0,2% menjadi US$68,22 per barel.
Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) sudah memberi peringatan dini tentang adanya potensi surplus minyak dunia sebanyak lebih dari 1 juta barel per hari pada 2025.
Sementara itu, Bank Dunia meramalkan harga agregat minyak mentah Brent di level US$73/barel pada 2025 dan makin turun menjadi US$72/barel pada 2026, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yaitu rata-rata US$80/barel.
Adapun, harga minyak Brent untuk sisa tahun ini diestimasikan bertengger di level US$75/barel.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengalkulasikan harga minyak dunia masih akan sulit berbalik menjadi bullish pada tahun depan, terutama akibat paparan sentimen konflik geopolitik dan kembalinya Donald Trump sebagai Presiden AS.
“Ketika Trump dilantik, kemungkinan besar perang di Timur Tengah dan Eropa akan usai. Nah, ini kemungkinan akan membuat harga minyak kembali melandai. Kenapa saya katakan melandai? Karena kita harus ingat bahwa importir terbesar minyak dunia itu China,” ujarnya saat dihubungi.
Dia menerangkan China berkontribusi sebesar 20% dari total konsumsi minyak dunia. Namun, permintaan Negeri Panda terus mengalami penyusutan sehingga porsinya terhadap total konsumsi dunia hanya tinggal 11%.
Dengan kondisi ekonomi China yang tengah goyah, terindikasi dari menciutnya permintaan energi negara tersebut, ekspektasi pertumbuhan tahunan ekonomi negara tersebut pada kuartal IV-2024 hanya 4,5%.
Hal tersebutlah yang membuat harga minyak menurun cukup signifikan secara agregat tahun ini. Bahkan, stimulus ekonomi senilai US$1,4 triliun yang disetujui Pemerintah China pun belum bisa mengangkat sentimen positif terhadap harga minyak mentah dunia.
Belum lagi, negara anggota OPEC+ pada Desember ini kemungkinan besar akan memutuskan normalisasi barel mereka ke pasar global.
“Ya ini mengindikasikan, kalau dilihat fluktuasinya, harga minyak mentah ini kemungkinan bisa makin turun di bawah US$60 pada 2025,” kata Ibrahim.
“Kalaupun seandainya minyak dunia naik [pada 2025], itu semata-mata karena faktor geopolitik saja. Jadi harus berhati-hati. Saya tidak pernah melihat tensi geopolitik itu dijadikan sebagai [sentimen] kenaikan harga secara jangka menengah atau panjang. Naiknya harga minyak mentah itu adalah jangka pendek. Jangka menengah dan panjang kemungkinan besar akan melandai.”
Harga BBM nonsubsidi di SPBU Jakarta per Desember 2024:
Pertamina
- Pertamax: Rp12.100/liter
- Pertamax Turbo: Rp13.150/liter
- Dexlite: Rp13.400/liter
- Pertamina Dex: Rp13.800/liter
Shell
- Shell Super: Rp12.290/liter
- Shell V-Power: Rp13.340/liter
- Shell V-Power Diesel: Rp13.900/liter
- Shell V-Power Nitro+: Rp13.570/liter
BP-AKR
- BP 92: Rp12.290/liter
- BP Ultimate: Rp13.340/liter
- BP Diesel: Rp13.610/liter
- BP Ultimate Diesel: Rp13.900/liter
Vivo
- Revvo 90: Rp12.044/liter
- Revvo 92: Rp12.223/liter
- Revvo 95: Rp13.242/liter
- Primus Diesel Plus: Rp13.804/liter
(wdh)