Logo Bloomberg Technoz

Lebih lanjut, Susi mengatakan, BNI konsisten meningkatkan kapasitas digital dalam pengembangan berbagai solusi keuangan digital yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. BNI juga fokus menggarap potensi bisnis nasabah di setiap aspek.

Salah satunya, BNI berencana untuk mentransformasi Bank Mayora yang diakuisisi tahun lalu menjadi bank digital dengan fokus pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), BNI mengakuisisi 63,93% atau 1,19 miliar saham Bank Mayora pada 18 Mei 2022. 

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mayora pada 6 Januari lalu, sejumlah profesional dan ahli dari latar belakang perbankan, startup, bisnis dan finansial teknologi telah ditunjuk sebagai manajemen baru Bank Mayora. 

“Pembentukan manajemen baru ini diharapkan dapat memperkuat struktur perusahaan dalam melakukan transformasi bank digital sebagai penyedia revolusi finansial berbasis teknologi bagi UMKM yang terdepan dan terunggul di Indonesia,” kata Susi.

Kredit Berkelanjutan Tumbuh Capai Rp 182,9 T

Bank BNI juga mampu menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp 182,9 triliun untuk kategori usaha berkelanjutan atau KKUB. Menurut  Direktur Manajemen Risiko, David Pirzada, BNI berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan,  kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perusahaan. 

David menjabarkan pembiayaan KKUB yang mencapai 28,5% dari total portofolio kredit BNI tersebut diberikan untuk pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil sebesar Rp 123,2 triliun; pengelolaan bisnis ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya hayati sebesar Rp 19,7 triliun; energi baru dan terbarukan Rp 10,9 triliun; pembiayaan untuk pencegahan polusi Rp 4 triliun; serta portofolio berkelanjutan lainnya sebesar Rp 25,1 triliun. 

Selain itu, BNI berkomitmen mengembangkan praktik usaha berkelanjutan yang sejalan dengan agenda global melalui sustainability link loan atau SLL. “Salah satu aspek utama SLL adalah pemberian insentif bagi nasabah untuk memperbaiki aspek ESG dalam bisnis mereka,” tambah David. 

Sepanjang tahun 2022, BNI telah menyalurkan SLL US$ 355 juta atau Rp 5,3 triliun. Ini didistribusikan melalui  debitur top tier di sektor industri prioritas seperti fast moving consumer goods dan manufaktur.

Sebagai tambahan, David mengungkapkan, BNI akan menawarkan pricing yang menarik sebagai insentif bagi debitur untuk meningkatkan pencapaian aspek ESG dalam bisnis usaha nasabah dengan jangka waktu yang telah disepakati.

(tar/wep)

No more pages