IDF mengatakan Hizbullah, yang ditetapkan oleh AS sebagai organisasi teroris, telah melancarkan dua proyektil ke daerah Har Dov yang jatuh di daerah terbuka tanpa ada korban jiwa yang dilaporkan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera merespons, mengatakan bahwa Hizbullah tidak akan luput dari hukuman.
"Tembakan Hizbullah di Gunung Dov merupakan pelanggaran berat terhadap gencatan senjata, dan Israel akan menanggapinya dengan tegas. Kami bertekad untuk terus menegakkan gencatan senjata dan akan merespons setiap pelanggaran Hizbullah – kecil dan besar," kata Netanyahu, menurut akun kantornya di X.
Secara terpisah, militer Israel mengatakan dalam pesan pada Senin malam melalui WhatsApp bahwa mereka "saat ini sedang menyerang target-target teror di Lebanon. Rinciannya akan menyusul."
Kesepakatan yang ditengahi AS, yang berlaku sejak fajar pada Rabu, menghentikan lebih dari setahun permusuhan yang telah berkecamuk bersamaan dengan perang Israel-Hamas di Gaza.
Konflik tersebut selama berbulan-bulan terbatas pada pertukaran tembakan rudal lintas batas, tetapi meningkat pada September ketika Israel melancarkan serangan terhadap pimpinan Hizbullah dan melakukan invasi darat pada bulan berikutnya.
John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan kepada wartawan pada Senin bahwa gencatan senjata tetap berlaku, "secara umum."
"Kami berhasil mengurangi ratusan serangan roket dari Hizbullah menjadi nol dan puluhan serangan udara dari Israel menjadi satu atau dua serangan per hari," katanya. "Jadi, terjadi penurunan kekerasan secara drastis."
Ia mengatakan seorang jenderal Angkatan Darat AS bekerja di kedutaan besar Amerika di Beirut untuk menangani insiden yang terjadi sebagai bagian dari mekanisme untuk meredam serangan-serangan.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Israel memiliki waktu 60 hari untuk meninggalkan wilayah-wilayah yang didudukinya di Lebanon.
Setelah itu, tentara Lebanon harus dikerahkan ke wilayah selatan Sungai Litani, sekitar 30 kilometer (19 mil) dari perbatasan Israel, dan memastikan berakhirnya keberadaan militer Hizbullah di sana, sebagaimana diatur dalam resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya.
IDF mengatakan mereka tetap berada di Lebanon selatan untuk saat ini demi memastikan keamanan Israel dan warganya.
Pada Jumat, tentara Lebanon mengatakan bahwa Israel melanggar perjanjian tersebut beberapa kali selama dua hari terakhir melalui "pelanggaran udara dan penargetan wilayah Lebanon dengan berbagai senjata," menurut pernyataan di X.
(bbn)