"Begitu satuan pelayanan berdiri, dia akan cek data di sekitar radius 6km berapa jumlahnya [penerima program MBG]," ujar Dadan.
Dia juga mengungkap, pembangunan satuan wilayah tak akan menjadi beban tunggal pemerintah atau APBN. Badan Gizi Nasional akan menggandeng kementerian dan lembaga negara lain; serta bermitra dengan pihak ketiga seperti koperasi, yayasan, UMKM, dan lainnya.
"Jadi, satuan pelayanan itu akan merupakan paduan berbagai keterlibatan pihak," kata dia.
Pada saat ini, kata Dadan, Badan Gizi Nasional tengah mengumpulkan data calon penerima program MBG dari Kementerian Pendidikan, khususnya anak-anak usia sekolah. Sedangkan data tentang anak balita, ibu hamil, dan ibu menyusui akan dilakukan secara manual di tiap wilayah.
"Begitu satuan pelayanan berdiri, kita akan cari ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Karena itu harus realtime," kata dia.
"Yang hamil di Indonesia tiap tahun sekitar 4 juta orang; setelah itu jadi ibu menyusui dan balita."
(azr/frg)