“Menyangkut dengan nuklir ini saya pikir ini salah satu terobosan yang harus kita lakukan PLTN dan di DEN sendiri sudah membicarakan hal ini. Kita targetkan pada 2032 nuklir ini sudah jalan karena ini salah satu cara untuk menurunkan nilai cost listrik dan sekaligus untuk menuju energi baru terbarukan [EBT],” tutur Bahlil.
Rencana tersebut menyusul komitmen Indonesia yang berkeinginan untuk mengganti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara, yang masih menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) dalam jumlah besar.
Selain itu, PLTN di Indonesia juga dibangun untuk memitigasi kebutuhan listrik dalam negeri yang diproyeksikan meningkat sebesar 3,6%—4,2% pada 2024 hingga 2060.
Sejauh ini, lokasi PLTN pertama yang bakal dibangun di RI pun akan terletak di daerah Pulau Gelasa, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, yang rencananya akan dibangun oleh PT ThorCon Indonesia Power – salah satu perusahaan nuklir asal Amerika Serikat – dengan kapasitas 500 MegaWatt electric (MWe).
Kapasitas PLTN di Indonesia nantinya akan terus ditingkatkan menjadi 9 GW hingga 2060, menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu, akhir tahun lalu.
Pada saat RI baru akan mulai menggunakan nuklir untuk pembangkit skala besar, sudah banyak negara di dunia yang sukses mengaliri setrum dengan aman dari PLTN.
Lantas, negara mana saja di dunia yang sukses mengoperasikan PLTN dalam kapasitas dan jumlah terbesar dan terbanyak hingga saat ini?
Berdasarkan data Global Energy Monitor, per Juli 2024, kapasitas PLTN yang beroperasi di dunia mencapai 396.484 megawatt (MW) dengan total 419 unit reaktor yang beroperasi di seluruh negara.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan penggunaan energi nuklir dengan kapasitas dan total reaktor terbanyak, yakni 102.475 MW dari 94 unit yang dimilikinya. Jumlah itu menyumbang 26% dari total kapasitas global.
Posisi kedua, dipegang oleh Prancis dengan 64.040 MW dari 56 unit reaktor yang beroperasi, atau sekitar 16% dari total kapasitas beroperasi global. Lalu, disusul China dengan 58.134 MW dengan 58 unit reaktor. Raksasa Asia Timur ini menyumbang 15% dari total kapasitas global.
Posisi keempat dipegang oleh Rusia dengan kapasitas PLTN-nya 28.576 MW dari total 36 unit reaktor, diikuti oleh Korea Selatan dengan 27.071 MW dengan 26 unit reaktor.
Khusus di Asia, jumlah reaktor nuklir yang beroperasi sebanyak 131 unit dengan kapasitas 116.906 di tujuh negara. Jumlah itu setara dengan sekitar 32% dari total reaktor nuklir di dunia. China dan Korea Selatan menjadi 2 negara teratas penggunaan nuklir di Asia.
Berikut 10 Negara dengan Total Kapasitas Operasional PLTN dan Jumlah Reaktor di Dunia:
1. Amerika Serikat
- Kapasitas beroperasi : 102.475 MW
- Jumlah unit reaktor : 94
- Porsi terhadap kapasitas global : 26%
2. Prancis
- Kapasitas beroperasi : 64.040 MW
- Jumlah unit reaktor: 56
- Porsi terhadap kapasitas global : 16%
3. China
- Kapasitas beroperasi : 58.134 MW
- Jumlah unit reaktor: 58
- Porsi terhadap kapasitas global : 15%
4. Rusia
- Kapasitas beroperasi : 28.576 MW
- Jumlah unit reaktor: 36
- Porsi terhadap kapasitas global : 7%
5. Korea Selatan
- Kapasitas beroperasi : 27.071 MW
- Jumlah unit reaktor: 26
- Porsi terhadap kapasitas global : 7%
6. Kanada
- Kapasitas beroperasi : 14.629 MW
- Jumlah unit reaktor: 19
- Porsi terhadap kapasitas global : 4%
7. Ukraina
- Kapasitas beroperasi : 13.835 MW
- Jumlah unit reaktor: 15
- Porsi terhadap kapasitas global : 3%
8. Jepang
- Kapasitas beroperasi : 11.608 MW
- Jumlah unit reaktor: 12
- Porsi terhadap kapasitas global : 3%
9. India
- Kapasitas beroperasi : 7.540 MW
- Jumlah unit reaktor: 20
- Porsi terhadap kapasitas global : 2%
10. Spanyol
- Kapasitas beroperasi : 7.408 MW
- Jumlah unit reaktor: 7
- Porsi terhadap kapasitas global : 2%
(wdh)