Akan tetapi, indikator Stochastic RSI ada di 64,16. Menghuni area beli (long).
Dengan koreksi yang sudah cukup dalam, maka harga batu bara berpeluang bangkit. Pivot point ada di US$ 142/ton. Jika tertembus, maka US$ 147/ton akan menjadi target selanjutnya.
'Suntik Mati'
Batu bara memang masih diselimuti sentimen negatif. Maklum, energi fosil ini makin ditinggalkan seiring peningkatan kesadaran akan kelestarian lingkungan.
Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara yang ingin ‘menyuntik mati’ pembangkit listrik tenaga batu bara. Presiden Prabowo Subianto menegaskan, Indonesia bertekad untuk memadamkan seluruh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara dalam 15 tahun ke depan.
Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi Purnomo Yusgiantoro berpendapat suntik mati PLTU harus dimulai dari fasilitas yang dimiliki oleh PT PLN (Persero). Purnomo mengatakan 60% dari sekitar 253 PLTU batu bara di Indonesia dioperasikan oleh PLN.
“Yang pasti bisa dilakukan dahulu sekarang itu adalah PLN. Atau IPP (Independent Power Producer) yang dia itu swasta tetapi kontraknya sudah habis. Itu bisa,” katanya di sela agenda Ecofest 2024 oleh Bloomberg Technoz, pekan lalu.
Purnomo tidak menampik kendala pendanaan masih menjadi isu pemadaman PLTU batu bara di Indonesia. Jika tidak ada bantuan pendanaan, dia memperkirakan Indonesia hanya bisa memadamkan sekitar 31% pembangkit batu bara.
“Namun, kalau ada bantuan pendanaan luar, itu 41% bisa. Yang ditutup PLTU-nya PLN dahulu, yang paling gampang kan dan yang paling enak PLN dahulu. Lalu digantikan dengan energi terbarukan yang sudah siap. Kuncinya di pendanaan.”
(aji)