Logo Bloomberg Technoz

Oleh karena itu, tentu akan datang saatnya di mana investor ingin mencairkan keuntungan. Sebab, potensi cuan yang bisa diraih memang tidak kecil.

Saat itu terjadi, maka CPO akan mengalami tekanan jual. Akibatnya, harga pasti turun.

Petani melakukan panen sawit di Perkebunan sawit PT Perkebunan Nusantara III (Dimas Ardian/Bloomberg)

Selain aksi ambil untung (profit taking), perkembangan harga minyak nabati lainnya juga menyeret harga CPO ke jalur merah. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) melemah 0,98%. Sementara di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) berkurang 0,34%.

Sedangkan harga minyak biji bunga matahari terpangkas 0,41%. Saat harga minyak nabati pesaing lebih murah, maka keuntungan untuk beralih ke CPO menjadi berkurang. Sebab, berbagai komoditas itu memang bisa saling menggantikan.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih mantap di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 66.35. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Akan tetapi, indikator Stochastic RSI sudah berada di 48,43. Menghuni area jual (short) meski tidak terlalu kuat.

Oleh karena itu, sepertinya tekanan terhadap harga CPO belum berakhir. Target support terdekat ada di MYR 4.946/ton. Jika tertembus, maka target berikutnya ada di rentang MYR 4.931-4.824/ton.

Adapun target resisten terdekat adalah MYR 5.040/ton. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga CPO naik ke arah MYR 5.059-5.107/ton.

(aji)

No more pages