Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tidak seperti pada akhir pekan lalu, Wall Street pada perdagangan kemarin lebih beragam.

Indeks Dow Jones turun 128,6 poin atau setara 0,29% ke level 44.782. Sebaliknya, indeks S&P 500 naik 14,77 poin atau setara 0,24% ke level 6.047,15. Meski tipis, level ini sudah cukup untuk cetak rekor baru bagi indeks tersebut.

Kemudian, indeks Nasdaq 100 yang didominasi oleh saham-saham teknologi naik 185,78 poin atau setara 0,97% ke level 19.403,95.

Reli saham perusahaan teknologi terbesar di dunia mendorong indeks ke rekor tertinggi baru, sejalan dengan sikap para investor yang bersiap untuk serangkaian data ekonomi dan pernyataan Federal Reserve (the Fed) terkait prospek suku bunga.

S&P 500 mencatat rekor penutupan ke-54 tahun ini. Nasdaq 100 yang sarat teknologi naik lebih dari 1%, dengan saham Tesla Inc. memimpin kenaikan. Saham Apple Inc. juga mencapai puncak baru. 

Bahkan setelah reli terkuat sejak awal booming dot-com, S&P 500 masih memiliki ruang untuk naik lebih tinggi, menurut Andrew Tyler dari JPMorgan Chase & Co.

Sejak Perang Dunia II, imbal hasil S&P 500 pada bulan Desember mencatat, imbal hasil bulanan rata-rata tertinggi kedua, frekuensi kenaikan terbesar, dan deviasi standar imbal hasil terendah, yang selama tahun-tahun pemilu telah hampir 40% di bawah rata-rata untuk 11 bulan lainnya dalam setahun.

“Tren di pasar ekuitas tetap konstruktif,” kata Craig Johnson dari Piper Sandler. 

“Kami mengharapkan perluasan berkelanjutan ke kapitalisasi SMID, yang seharusnya menjadi gelombang pasang yang mengangkat semua pihak.”

Sorotan minggu ini adalah laporan US payrolls pada hari Jumat, yang diharapkan menunjukkan perekrutan tenaga kerja AS melonjak pada bulan November setelah badai pemogokan besar melemahkan pertumbuhan data sebulan sebelumnya. 

Lalu, Pada hari Rabu pekan ini, Jerome Powell juga akan berpartisipasi dalam diskusi, dan investor akan menunggu penilaian apa pun terhadap pasar tenaga kerja dan inflasi serta petunjuk apakah bank sentral akan menurunkan suku bunga pada bulan Desember.

"Ini adalah pekan terakhir sekaligus  pekan data ekonomi yang benar-benar penting terakhir tahun 2024," kata Tom Essaye dari The Sevens Report. 

"Jika hasilnya tepat, maka investor akan mengharapkan soft landing dan pemotongan suku bunga bulan Desember. Hal itu akan menjaga kondisi momentum yang positif untuk kenaikan harga di akhir tahun.”

(bbn)

No more pages