Logo Bloomberg Technoz

Harga Pangan Bergejolak, RI Catat Inflasi Setelah 7 Bulan Deflasi

Azura Yumna Ramadani Purnama
02 December 2024 18:05

Kunjungan perdana Presiden Prabowo di Merauke, salah satu lokasi pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pangan di wilayah timur Indonesia. (Kementan)
Kunjungan perdana Presiden Prabowo di Merauke, salah satu lokasi pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pangan di wilayah timur Indonesia. (Kementan)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan komponen harga pangan bergejolak (volatile food) dan akhirnya mencatatkan inflasi sebesar 1,07% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada November 2024. Sebelumnya Indonesia mengalami deflasi selama tujuh bulan terakhir.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, komponen harga pangan yang bergejolak memberikan andil inflasi sebesar 0,17% terhadap inflasi umum November 2024.

“Dimana komponen harga bergejolak mengalami inflasi setelah sebelumnya deflasi tujuh bulan berturut-turut,” ucap Amalia dalam konferensi pers di kantornya, Senin (2/12/2024).

Terdapat beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi volatile food pada November 2024, yaitu; bawang merah, tomat, daging ayam ras, bawang putih, dan ikan segar.

Sebelumnya, Amalia menyatakan sebanyak delapan dari 10 komoditas utama mengalami kenaikan harga di tingkat konsumen, sehingga menjadi penyumbang utama inflasi pada November 2024.

Ia mengatakan bahwa komoditas kelompok makanan, minuman, dan tembakau merupakan kontributor utama inflasi November 2024.

“Delapan dari 10 komoditas utama penyumbang inflasi pada November 2024 merupakan komoditas dari mamin, tembakau; dengan empat komoditas yang memberikan andil tertinggi antara lain bawang merah, tomat, daging ayam ras, dan minyak goreng,” ucap Amalia.

Secara terperinci, komoditas bawang merah pada November mengalami inflasi 24,87%, tomat 58,88%, daging ayam ras 2,03%, dan minyak goreng inflasi 2,17%.

Pada November 2024, Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 0,30% secara bulanan atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,01 pada Oktober 2024 menjadi 106,33 pada November 2024.

Sementara itu, secara tahunan atau year on year (yoy) terjadi inflasi sebesar 1,55% dan secara tahun kalender atau  year to date (ytd) terjadi inflasi 1,12%.