Kemenperin Beber Biang Kerok Manufaktur Kontraksi, Akui Tak Heran
Redaksi
02 December 2024 14:40
Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengaku tak heran dengan aktivitas manufaktur RI yang kembali mengalami kontraksi, bahkan dalam lima bulan terakhir. Kemenperin mengakui sejumlah hal yang menjadi biang kerok manufaktur RI kontraksi.
Kemenperin menilai manufaktur RI dalam laporan S&P Global mengalami peningkatan skor, walaupun masih kontraksi, lebih baik dibanding negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Vietnam yang mengalami penurunan dari bulan sebelumnya masing-masing sebesar 0,3 dan 0,4. Kemenperin menilai kondisi ini terjadi karena resiliensi industri manufaktur dalam negeri.
“Kami tidak heran dengan kondisi PMI mandek di bawah 50 di saat sebagian besar negara-negara ASEAN lainnya memiliki indeks PMI manufaktur di atas 50 atau ekspansif. Survei ini dilakukan dilakukan kepada perusahaan industri existing yang sedang beroperasi di Indonesia, dan bukan calon investor," ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief di Jakarta, Senin (2/12/2024)
"Masih banyak regulasi yang belum mendukung industri dalam negeri, padahal regulasi tersebut dibutuhkan oleh manufaktur. Bahkan, regulasi yang ada saat ini malah mempersulit ruang gerak industri untuk meningkatkan utilisasi produksinya,” ujar dia menegaskan.
Penyebab lainnya manufaktur RI kontraksi, kata dia, juga karena gempuran produk jadi impor, baik legal maupun ilegal. Dia menilai pasar domestik dibanjiri produk impor dan menekan permintaan atas produk dari industri dalam negeri.