"Jadi kalau saya tipe yang selalu menyarankan untuk melakukan DCA. Baik dari untuk emas, baik untuk bitcoin," terang Oscar. "DCA itu adalah kita membeli dalam jumlah yang tetap secara rutin. Sehingga pada akhirnya harga pembeliannya kita itu harga rata-rata. Itu akan jauh lebih bijak daripada kita nebak kancing."
Mengutip dari berbagai sumber, sederhanya dollar cost averaging merupakan sebuah metode di mana investor menginvestasikan sejumlah uang yang sama setiap bulan ataupun setiap minggu.
Strategi ini diklaim dapat membentuk kedisiplinan bagi investor khusunya investor pemula untuk membeli unit yang lebih banyak pada waktu harga turun dan lebih dikit pada waktu harga naik. Tanpa harus peduli kondisi ekonomi. Tanpa peduli harga naik turun..
Keunggulan dollar cost averaging
Keunggulan dari strategi DCA ini disebut dapat membantu mengurangi risiko kerugian akibat volatilitas pasar, karena investor tetap berinvestasi terlepas dari fluktuasi harga. DCA juga menurunkan rata-rata pengeluaran dengan menjaga konsistensi alokasi dana, sehingga dampak perubahan harga pasar menjadi lebih seimbang dan meminimalkan kerugian.
Selain itu, dollar cost averaging menghemat waktu dengan menghindari proses menimbang-nimbang kapan waktu terbaik untuk berinvestasi, memastikan investor tidak kehilangan momentum pasar. Strategi ini juga memungkinkan pengelolaan portofolio investasi yang lebih baik, karena risiko terkendali dan potensi keuntungan tetap terjaga.
Cara menghitung dollar cost averaging
Strategi DCA menghitung rata-rata biaya investasi dengan membagi total nilai investasi dengan jumlah aset yang dibeli.
Rumusnya adalah: DCA = Total Nilai Investasi / Jumlah Aset yang Dibeli.
Misal, jika seseorang berinvestasi emas senilai Rp100.000 secara rutin selama dua tahun dan mengumpulkan saldo Rp10 juta, dengan total emas yang terkumpul sebesar 10 gram, maka rata-rata biaya per gram emas dapat dihitung menggunakan rumus ini.
Namun perlu ditekankan, keberhasilan dollar cost averaging kembali lagi kepada investor yang perlu merencanakan dengan matang, termasuk menentukan jumlah dana investasi, frekuensi pengeluaran, dan rata-rata nilai aset yang diinginkan.
Simak video podcast Bloomberg TechnoZone: Trump Effect: Pilih Emas atau Bitcoin Cs? bersama Special Host Pandu Sastrowaroyo dan Co-Host Whery Enggo Prayogi.
(wep)