Logo Bloomberg Technoz

Meski begitu, ia tetap mengingatkan agar masyarakat harus menunggu langkah konkret dari Trump ini. "Jadi kalau kita bicara ini, ini emang sesuatu yang gebrakan yang luar biasa. Tapi kita lihat saja."

"Karena kadang-kadang janji kampanye dan pelaksanaannya kan kadang-kadang sedikit berbeda. Jadi kita lihat nanti gimana, eksekusinya," terangnya. 

Sementara itu, riset analis Monex Investindo Futures (MIFX) Putu Agus Pransuamitra menyoroti tantangan implementasi gagasan ini. Ia menjelaskan bahwa Bitcoin yang kerap kali disebut sebagai "emas digital" karena pergerakannya yang kerap mengikuti tren harga emas. 

Namun, ia juga mengingatkan bahwa Bitcoin adalah aset investasi yang relatif baru jika dibandingkan dengan emas, yang telah digunakan selama ribuan tahun.

"Ketika ada misalnya kayak Presiden Donald Trump mendukung bitcoin untuk menjadi reserve kayak gitu, dia mendapat momentum baru. Itu yang melibatkan dia [Bitcoin] naik. Tapi kita lihat juga nanti seberapa besar kenaikannya dia kayak gitu," jelas Putu. 

"Katakanlah misalnya kalau ternyata [Bitcoin] untuk dijadikan reserve itu masih maju-mundur [keputusannya] kayak gitu karena kan itu tidak mudah ya. Itu perlu persetujuan Kongres. Jadi kemungkinan kalau misalnya Kongres menolak, maju-mundur ya mungkin ekspektasi untuk itu bakal terjadi sedikit meruduk dan itu bisa memicu koreksi bitcoin."

Strategic reserve muncul saat konferensi Bitcoin 2024 di Nashville, dimana Cynthia Lummis melontarkan ide yang menguntungkan kripto sekaligus agar pemerintah AS terhindar dari anggaran defisit.

Caranya adalah menjual sebagian emas bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed), kata Senator Partai Republik sekaligus kolega politik Trump itu akhir pekan lalu. Ia bakal mendorong lahirnya kebijakan untuk melakukan hal tersebut saat Kongres baru dilantik tahun depan.

Simak video podcast Bloomberg TechnoZone: Trump Effect: Pilih Emas atau Bitcoin Cs? bersama Special Host Pandu Sastrowaroyo dan Co-Host Whery Enggo Prayogi.


(wep)

No more pages