Logo Bloomberg Technoz

"50:50 [untuk penjualan iPhone dan Android], karena tergantung base pembelinya.

Dini menerangkan bahwa para pedagangan gadget relatif bermain aman atau tidak ingin ambil risiko menjual iPhone 16 yang memang saat ini masih belum diperjualbelikan di Indonesia.

"Pemerintah kan juga istilahnya lagi boikot ya, jadi kita nggak berani ambil risiko juga lah, jadi kita nggak berani juga ambil dari luar. Jadi kita jual aja yang ada di sini," tegas Dini.

Dini memprediksi jika iPhone 16 telah resmi diperjualbelikan di Indonesia, maka kemungkinan antusiasme masyarakat tidak akan seheboh seri-seri sebelumnya. 

"Kalau boleh jujur sih makin ke sini iPhone makin biasa aja sih. Nggak tahu kenapa. Dulu kan kayak hype banget tapi ke sini makin biasa aja, karena kan mungkin orang-orang ada yang udah sering keluar negeri beli [iPhone], gampang jadi [buat] mereka tinggal bayar cukainya aja," jelasnya. 

Seperti diketahui, penjualan iPhone 16 secara resmi masih terjangkal karena Kemenperin menghendaki PT Apple Indonesia berinvestasi dalam jumlah besar. Penawaran  terakhir adalah US$100 juta, naik sekitar 10 kali lipat dari proposal awal.

Negosiasi masih berjalan dengan pemerintah Indonesia terakhir akan mengundang salah satu perusahaan teknologi besar asal Cupertino, California, Amerika Serikat (AS) itu, guna membahas mengenai pelunasan komitmen investasi tahun 2023 dan proposal baru 2024-2026.

Berdasarkan rapat internal Kemenperin, pemerintah memastikan telah mempelajari proposal yang diusulkan oleh Apple, melalui asesmen teknokratis, Kementerian Perindustrian menganggap bahwa proposal yang disampaikan oleh Apple belum memenuhi empat aspek berkeadilan. 

"Kami ingin Apple kembali berbisnis di sini [Indonesia], namun kami membutuhkan resolusi yang adil," ucap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengutip dari Bloomberg News.

4 pertimbangan pemerintah menolak proposal Rp1,5 triliun investasi Apple

Apple masih minim investasi di RI

Kesenjangan investasi Apple tampak jika membanding gelontoran dana perusahaan ke Indonesia dengan Vietnam. Apple yang jor-joran berinvestasi di Vietnam lewat berbagai fasilitas pabrik pendukung global value chain (GVC) perusahaan.

Salah satu perusahaan teknologi raksasa dunia ini menggelontorkan dana Rp244 triliun di negara tetangga namun komitmen di Indonesia hanya Rp1,5 triliun. Padahal dari sisi penjualan, Indonesia berkontribusi 2,5 juta perangkat, sedangkan Vietnam 1,5 juta.

Proposal Apple menyebutkan investasi di Indonesia berupa fasilitas produksi komponen mesh AirPods Max pada 2025, juga menghadirkan product development center dan professional developer academy. 

Komitmen Apple kalah dari Samsung hingga Xiaomi

Belum terelisasinya komitmen Rp271 miliar yang telah Apple sampaikan untuk tahun 2020-2023, serta tambahan sekitar Rp1,58 triliun dalam dua tahun mendatang, juga masih jauh dari penerapan prinsip berkeadilan investasi para produsen produk handphone, komputer, dan tablet (HKT) lain di Indonesia.

Sebagai catata, para produsen ponsel rival Apple seperti Samsung Electronics Co dan Xiaomi Corp, telah menginvestasikan masing-masing Rp8 triliun dan Rp55 triliun, berupa fasilitas produksi perangkat mereka di dalam negeri, jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dilaporkan Bloomberg News.

Ciptakan nilai tambah dan penerimaan negara

Pernyataan baru Agus Gumiwang menegaskan  posisi Indonesia yang ingin memainkan peran tegas di masa pemerintahan Presiden baru Prabowo Subianto. Pemerintahan baru berusaha menekan perusahaan-perusahaan internasional untuk meningkatkan skala manufaktur lokalnya, yang akan menjadi keuntungan bagi industri dalam negeri.

Mendorong investasi bidang manufaktur secara langsung juga dapat menciptakan nilai tambah, dengan efek turun adalah bertumbuhan penerimaan negara. Sebagai catatan, Indonesia memiliki kekuatan ekonomi US$1 triliun dengan lebih dari 350 juta ponsel aktif, melebihi jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa, menurut data pemerintah.

Ciptakan lapangan kerja

Manufaktur juga menjadi strategi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, dengan salah satu tujuannya bisa banyak menyerap tenaga kerja. Apple menjadi kasus nyata bahwa investor asing harus menjawab tantangan dari regulator Indonesia agar bisa memanfaatkan potensi pasar di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.

(wep)

No more pages