Cecile Gutscher-Bloomberg News
Bloomberg, Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, menutup perdagangan akhir pekan lalu di zona hijau yang kuat.
Pada perdagangan Jumat (29/11/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (30/11/2024) WIB, Indeks S&P 500 lompat 0,6%, yang menjadikannya rekor baru indeks tersebut. Kemudian Nasdaq 100 juga naik 0,9%.
Indeks Dowjones bahkan lompat 0,42% atau setara 188,59 poin. Kenaikan ini juga merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Jika diakumulasi dalam sepekan, Dow Jones telah naik 1,4%. Sementara, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing telah menguat sekitar 1,1%.
Pilihan Presiden AS Donald Trump atas menteri keuangannya telah memicu optimisme bahwa tarif dagang akan dirumuskan,
"Kami berbicara siang dan malam tentang perang dagang pada 2019. Apa yang terjadi? Nasdaq naik daun. Yang penting adalah, the Fed mengubah haluan, suku bunga riil turun dan ini akan mendorong pasar saham, kata Max Kettner, Multi-asset Chief Strategist HSBC Holdings Plc.
"Itu sangat mirip dengan situasi sekarang. Ini baru sedikit cuplikan dari sebuah siklus. Ini awalan yang fantastis."
Kondisi saat ini memunculkan adanya kesenjangan ekstrem pandangan investor antara aset AS dan pesimisnya investor terhadap aset-aset di seluruh dunia, menurut para ahli strategi Bank of America Corp..
Berkebalikan dengan saham di AS, saham-saham di Bursa Eropa justru menuju tahun terburuknya sejak 1976.
Ruang lingkup pengeluaran fiskal tampaknya membaik di Eropa, sementara potensi gencatan senjata di Ukraina dapat meredakan tekanan dari harga energi yang tinggi, menurut para ahli strategi.
(bbn)