Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tengah mengkaji perpanjangan jangka waktu penempatan devisa hasil ekspor (DHE) dari saat ini selama tiga bulan untuk sektor mineral dan batu bara serta perkebunan.
Airlangga tidak menjelaskan dengan lengkap ihwal jangka waktu perpanjangan DHE tersebut, tetapi memastikan bakal diumumkan dalam waktu dekat.
“Pemerintah sendiri sedang mengkaji untuk DHE yang kemarin tiga bulan waktunya diperpanjang lagi. Masih akan dikaji dalam waktu dekat akan diumumkan, pasti akan diperpanjang dan sektornya adalah minerba dan hasil dari perkebunan. Sekarang sedang kita bahas dengan Bank Indonesia terkait insentif yang bisa diberikan,” ujar Airlangga saat ditemui di sela Rapimnas Kadin 2024, Minggu (1/12/2024).
Airlangga mengatakan hal ini dilakukan karena Indonesia membutuhkan dolar, yang hanya bisa didapatkan melalui devisa.
Sebelumnya, PT Freeport Indonesia (PTFI) mengaku telah mendengar desas-desus wacana kenaikan wajib penempatan DHE SDA di dalam negeri, dari sebelumnya 30% menjadi 50%.
VP Government Relations PT Freeport Indonesia Harry Pancasakti mengatakan kewajiban penempatan DHE sebesar 30% selama 3 bulan selama ini sudah sangat besar. Untuk itu, dia berharap isu peningkatan penempatan DHE ke level 50% tidak menjadi kenyataan.
"Regulasi pemerintah saat ini adalah DHE ekspor itu ditahan 30% selama 3 bulan dan jumlah ini sangat besar, apalagi ada isu [akan dinaikkan]. Mudah-mudahan hanya isu, tidak menjadi kenyataan katanya bisa sampai 50%," ujar Harry di sela agenda hari pertama Minerba Expo 2024 di Jakarta Pusat, dikutip Selasa (26/11/2024).
Sekadar catatan, Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam mengatur kewajiban eksportir untuk memasukkan DHE SDA ke dalam sistem keuangan Indonesia paling sedikit 30% dan paling singkat 3 bulan.
Beleid itu diharapkan dapat mengatrol pasokan valas dan membantu meringankan beban pada rupiah. Namun, seiring dengan tren ekspor komoditas yang saat ini menurun, Harry berpendapat agak sulit mengharapkan DHE yang parkir di dalam negeri bisa terus meningkat.
"DHE ini mungkin akan dirasa lebih berat untuk perusahaan-perusahaan yang memang produknya akan mayoritas terpaksa harus diekspor karena kebutuhan domestik yang masih belum cukup," ujarnya.
(dov/del)