Logo Bloomberg Technoz

Ketegangan di Suriah Meningkat, Pemberontak Kuasai Aleppo

Delia Arnindita Larasati
01 December 2024 16:30

Ilustrasi konflik di Timur Tengah. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi konflik di Timur Tengah. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Puluhan tentara Suriah dilaporkan tewas dalam serangan besar yang dipimpin oleh kelompok pemberontak Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di kota Aleppo, menurut pernyataan militer Suriah pada Sabtu (30/11/2024). Serangan ini memaksa pemerintah mengerahkan kembali tentaranya, yang menjadi tantangan terbesar bagi Presiden Bashar al-Assad dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut laporan Reuters, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa angkatan udara mereka telah melakukan serangan udara terhadap pemberontak Suriah untuk mendukung militer negara tersebut. Serangan ini merupakan respons terhadap pemberontakan paling berani dalam beberapa tahun terakhir, di tengah perang saudara di mana garis depan konflik sebagian besar telah dibekukan sejak 2020.

Hayat Tahrir al-Sham, atau HTS yang sebelumnya dikenal sebagai Nusra Front, telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS, Rusia, Turki, dan negara-negara lainnya. Assad, yang dikenal sebagai sekutu dekat Moskow, kini menghadapi tekanan baru dalam konflik yang telah berlangsung sejak 2011.

Di Washington, Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menyatakan sedang memantau situasi dengan ketat dan telah berkomunikasi dengan sejumlah pemerintah ibu kota di kawasan tersebut selama 48 jam terakhir. Juru bicara NSC, Sean Savett, menyebut ketergantungan Suriah pada Rusia dan Iran sebagai faktor utama yang menciptakan kondisi seperti sekarang, termasuk runtuhnya garis pertahanan rezim Assad di barat laut Suriah.

Savett menegaskan bahwa AS tidak terlibat dalam serangan tersebut yang dipimpin oleh organisasi yang telah ditetapkan sebagai teroris. Ia juga menyerukan deeskalasi dan upaya politik yang serius sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 tahun 2015, yang mengatur langkah-langkah untuk gencatan senjata dan transisi politik.