Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Laju inflasi Indonesia pada November diperkirakan terakselerasi pada November dibandingkan bulan sebelumnya. Namun ketimbang November tahun lalu, laju inflasi melambat.

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data inflasi nasional pada Senin (2/12/2024). Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 16 institusi menghasilkan median proyeksi inflasi November secara bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,23%.

Jika terwujud, maka cukup jauh lebih tinggi ketimbang Oktober yang hanya 0,08% mtm.

Sepertinya kenaikan harga komoditas pangan menjadi pendorong percepatan laju inflasi tersebut. Mengutip catatan Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga sejumlah kebutuhan pokok memang bergerak naik.

Bawang merah, misalnya. Rata-rata harga bawang merah sepanjang November adalah Rp 36.430/kg. Melonjak nyaris 25% dibandingkan rerata Oktober.

Harga bawang putih juga tercatat naik. Pada November, rata-rata harga komoditas ini adalah Rp 40.830/kg. Naik 2,38% ketimbang Oktober.

Harga sejumlah sembako lainnya juga naik. Harga daging ayam ras pada November rata-ratanya adalah Rp 36.210/kg. Bertambah 2,06% dari rerata Oktober.

Sementara harga minyak goreng kemasan sederhana pada November adalah Rp 18.350/liter. Terangkat 0,77% dibandingkan Oktober.

Inflasi Tahunan Melambat

Untuk inflasi tahunan (year-on-year/yoy) konsensus Bloomberg menghasilkan median proyeksi di 1,5%. Angka ini didapat dari 24 institusi,

Jika terwujud, maka akan melambat dibandingkan Oktober yang sebesar 1,71% yoy.

Tidak hanya inflasi umum, inflasi inti (core) secara tahunan juga diramal melambat. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 18 institusi menghasilkan median proyeksi inflasi inti November sebesar 2,2% yoy.

Jika terwujud, maka akan sedikit di bawah Oktober yaitu 2,21% yoy.

Sumber: Bloomberg Economics

Tamara Mast Henderson, Ekonom Bloomberg Economics, menjadi salah satu yang memperkirakan laju inflasi secara tahunan akan melambat. Penyebabnya adalah kelesuan ekonomi Tanah Air.

“Tekanan harga dari sisi permintaan memudar, dengan penelusuran kami menunjukkan adanya pelemahan konsumsi, investasi, dan manufaktur,” ungkap Henderson dalam risetnya.

Ke depan, lanjut Henderson, sepertinya tekanan inflasi masih akan moderat. Dia menyebut inflasi tahunan mungkin akan berada di bawah 2% pada paruh pertama 2025.

“Terutama jika rupiah mampu mempertahankan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi sejak awal Juni,” sambung Henderson.

(aji)

No more pages