IMF sekarang memperkirakan Arab Saudi akan mengalami defisit anggaran sebesar 1,1% dari produk domestik bruto 2023, bertentangan dengan ekspektasi Arab Saudi yang memperkirakan neraca keuangannya akan mengalami surplus kedua berturut-turut, yang terakhir diperkirakan mencapai 16 miliar riyal (US$4,3 miliar).
Arab Saudi tidak mengungkapkan asumsi harga minyak untuk anggaran dan tidak lagi mengungkapkan proyeksi pendapatan dari minyak.
"Pendapatan akan turun karena volume produksi akan berkurang," kata Jihad Azour, direktur IMF untuk Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tengah.
IMF menyelesaikan revisi proyeksi ekonomi regionalnya sebelum negara-negara pengekspor minyak mengambil langkah tak terduga dengan memangkas produksi harian lebih dari 1 juta barel.
Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC dan eksportir minyak terbesar di dunia, setuju untuk memangkas produksi sebesar 500.000 barel per hari.
Tahun ini IMF menggunakan asumsi harga minyak sekitar US$73 per barel. Pada Rabu (4/5/2023), harga minyak mentah global bertahan di atas US$75 per barel, setelah ditutup pada level terendah dalam lebih dari lima minggu.
Negara-negara kaya minyak di kawasan Teluk mendapatkan rejeki nomplok tahun lalu menyusul gangguan dalam perdagangan dan produksi. Hal ini memicu harga-harga komoditi setelah invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari.
Namun, prospeknya telah berubah menjadi jauh lebih tidak menguntungkan, dipicu oleh kekhawatiran bahwa AS mungkin akan mengalami resesi. Kemudian, kemampuan Rusia untuk menjaga ekspor minyak mentah tetap mengalir di tengah-tengah perang di Ukraina.
Lebih lanjut, IMF yakin bahwa pemerintah-pemerintah di seluruh Negara Teluk memiliki kebijakan-kebijakan fiskal yang lebih baik, membuat mereka tidak terlalu rentan terhadap penurunan harga setelah melakukan diversifikasi pendapatan.
"Negara-negara tersebut telah mengumpulkan cadangan devisa," kata Jihad Azour. "Mereka harus tahan terhadap penurunan pendapatan minyak dan ini akan menjadi insentif tambahan untuk meningkatkan strategi diversifikasi yang sedang mereka lakukan."
(bbn)