Penguatan kurs mata uang dolar Amerika Serikat (AS) jadi pemberat laju harga emas. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) naik 1,62%.
Emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS, Ketika mata uang Negeri Paman Sam menguat, maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan turun, harga pun mengikuti.
Apresiasi dolar AS disebabkan oleh terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS dalam Pemilu 5 November lalu. Trump diperkirakan bakal menerapkan kebijakan fiskal ekspansif, sehingga kebutuhan utang AS akan naik. Artinya, Negeri Paman Sam akan butuh lebih banyak dolar untuk membiayai anggaran negara.
Selain itu, Trump juga kemungkinan bakal menerapkan kebijakan luar negeri yang agresif dengan kecenderungan mengutamakan kepentingan domestik. Tarif bea masuk impor dari berbagai negara akan dinaikkan.
Ini berarti AS bisa kembali terjebak dalam iklim inflasi tinggi. Saat terjadi tekanan inflasi, maka bank sentral Federal Reserve akan ragu dalam melonggarkan kebijakan moneter, laju penurunan suku bunga acuan akan tersendat.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana proyeksi harga emas pada Desember? Apakah koreksi bakal kembali terjadi?
Secara teknikal dengan perspektif bulanan (monthly time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 74,75.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun, RSI di atas 70 sekaligus menjadi sinyal sudah jenuh beli (overbought).
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 68,74. Menghuni area beli (long), dan bahkan cukup kuat.
Pada Desember, bukan tidak mungkin harga emas masih akan tertekan. Target support terdekat ada di US$ 2.596/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 2.419/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target resisten terdekat ada di US$ 2.712/troy ons, yang menjadi pivot point. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas melesat ke arah US$ 2.761/troy ons.
(aji)