Sebelumnya, Perry menyatakan prospek ekonomi dunia masih ada bergejolak. Meski begitu, Indonesia masih akan mencatatkan pertumbuhan 4,8-5,6% pada tahun depan.
Menurut Perry, pertumbuhan ini terus terjaga hingga dua tahun ke depan pada kisaran 4,8%-5,7% berkat terjaganya iklim investasi dan daya dukung konsumsi.
“Ekspor juga masih cukup baik di tengah gejolak dan perlambatan ekonomi global,” jelas Perry.
Ia menambahkan bahwa gejolak dunia tidak lepas dari terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Kebijakan yang ‘America First’ berdampak pada perubahan landscape geopolitik dan perekonomian dunia.
“Tarif tinggi, perang dagang, geopolitik, disrupsi, fragmentasi ekonomi dan keuangan. Akibatnya prospek ekonomi global akan meredup pada 2025 dan 2026,” ucap dia.
(lav)