Logo Bloomberg Technoz

Kekhawatiran ini salah satunya berpangkal dari terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS di pemilu yang berlangsung bulan November 2024. Calon-calon kebijakan Trump diprediksi akan menarik aliran mudah kembali ke Negara Adikuasa tersebut.

Trump berkuasa kembali, dapat diartikan pula bahwa risiko perang dagang jilid II akan kembali terjadi. Ini masih ditambah risiko geopolitik yang pada ujungnya membuat fragmentasi ekonomi dan keuangan.

Ramalan Perry tahun depan pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat, meski posisi Indonesia tergolong cukup baik. Kedua, penurunan inflasi dunia akan melambat, hingga adanya risiko gangguan rantai pasok.

Ketiga, kebijakan suku bunga tinggi masih terjadi dengan proyeksi imbal hasil treasury AS pada level 4,7% di tahun 2025, kemudian naik menjadi 5% di tahun 2026.

“Keempat strong [penguatan] dolar Amerika, menguat dari 101 ke 107, mengakibatkan tekanan, depresiasi seluruh dunia, termasuk rupiah. Semoga dolar Amerika tidak menguat lagi,” terang Perry.



(wep/hps)

No more pages