Harga telah dipengaruhi oleh fluktuasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah, berkurangnya permintaan di negara importir terbesar, yaitu China, dan kekhawatiran apakah kebijakan Presiden terpilih Donald Trump yang akan datang dapat mempengaruhi pasokan dari Rusia dan Iran.
“Kami memperkirakan Brent akan menembus di bawah US$70/barel dan mendekati US$60/barel seiring dengan semakin dekatnya periode kuartal I hingga kuartal II yang lemah secara musiman,” ujar Tamas Varga, seorang analis di broker PVM.
“Tahun depan menjanjikan untuk menjadi lebih longgar daripada saat ini dan harga minyak akan berada di bawah level 2024.”
Volume perdagangan lebih rendah karena libur Thanksgiving pada hari Kamis, dengan hanya lebih dari 2,4 juta kontrak WTI yang berpindah tangan di AS sepanjang minggu ini. Itu lebih dari setengah volume mingguan rata-rata selama setahun terakhir.
(bbn)