Raihan tertinggi sebelumnya sebesar US$6 miliar dicapai pada bulan Februari di tengah euforia investor atas peluncuran produk ETF pada awal tahun.
Patut dicermati apakah serangkaian kebijakan pro-kripto ini akan berjalan mulus? Karena jika sedikit saja ada hambatan maka hal tersebut memengaruhi tren positif Bitcoin dalam jangka panjang.
“Jika kebijakan maju mundur kemungkinan ekspektasi akan itu [Bitcoin Strategic Reserve] terjadi sedikit meredup dan itu bisa memicu koreksi,” papar Putu dalam diskusi Bloomberg TechnoZone dari Bloomberg Technoz, dikutip, Senin (2/12/2024).
Putu menambahkan, sejak Bitcoin hadir di dunia tren kenaikannya mengekor emas. Namun selama masa pemilu AS hingga peresmian Donald Trump memang, emas justru kian tertinggal dari Bitcoin.
Hal ini lebih disebabkan karena efek dari keperkasaan dolar AS dimana pasar merespons terkait rencana pemangkasan pajak korporasi di era kepemimpinan Trump menjadi 12% dari sebelumnya 21%.
Meski demikian dalam jangka panjang instrumen aset ini bisa rebound berkat rencana Trump menaikkan tarif impor AS. “Tarif impor akan memicu perang dagang jilid 2 dan saat itu terjadi kemungkinan emas akan diuntungkan lagi,” tegas dia.
Simak video podcast Bloomberg TechnoZone: Trump Effect: Pilih Emas atau Bitcoin Cs? bersama Special Host Pandu Sastrowaroyo dan Co-Host Whery Enggo Prayogi.
(wep)