Awal minggu ini Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dalam sebuah perjalanan yang diyakini secara luas sebagai permintaan bantuan senjata untuk mengusir invasi Rusia yang sekarang didukung oleh Korea Utara.
Korea Selatan telah meningkatkan prospek pengiriman senjata ke Ukraina sebagai tanggapan atas pengiriman ribuan tentara Korea Utara ke Rusia untuk membantu upaya perang Kremlin. Rusia telah mengatakan bahwa pemberian senjata apapun akan “menghancurkan hubungan” antara Seoul dan Moskow.
Hubungan tersebut diuji pada hari Jumat dengan Korea Selatan yang mengerahkan jet tempurnya setelah enam pesawat tempur dari Rusia dan lima dari China memasuki zona identifikasi udara yang dikelola oleh Seoul. Pesawat-pesawat Rusia dan China tidak memasuki wilayah udara teritorial Korea Selatan, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, namun kehadiran mereka dan pengerahan jet-jet tempur oleh Seoul sebagai tanggapan menggarisbawahi risiko bahwa kedua belah pihak di semenanjung Korea yang terpecah dapat terseret ke dalam konflik.
Zona udara adalah area di mana pesawat seharusnya mengidentifikasi diri mereka sendiri ketika mereka mendekatinya. Pesawat-pesawat itu terbang di atas perairan di lepas pantai timur dan selatan Korea Selatan, kata Kepala Staf Gabungan.
Seoul telah lama menolak seruan dari mitra Barat untuk memanfaatkan persediaan militernya yang besar dengan transfer langsung senjata atau amunisi ke Ukraina, dan memilih untuk membantu Kyiv dengan bantuan lainnya. Namun pengerahan Korea Utara ke Rusia telah mengubah sikap tersebut, dengan Yoon mengatakan bahwa keterlibatan langsung Pyongyang dalam konflik tersebut merupakan ancaman bagi keamanan negaranya.
Hubungan yang semakin erat antara Pyongyang dan Moskow telah mendorong pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk meningkatkan permusuhan terhadap Korea Selatan, sekaligus meningkatkan kekhawatiran tentang kemampuan Korea Utara untuk memperkuat militer dan mempertahankan rezimnya dengan dukungan Rusia.
AS dan Korea Selatan telah berulang kali menuduh Kim mengirimkan amunisi dan rudal balistik untuk membantu perang Putin di Ukraina, dan Korea Selatan memperkirakan sebanyak 8 juta peluru telah dikirim.
Kunjungan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu ke Pyongyang sebelumnya pada bulan September diikuti oleh pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia.
(bbn)