Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat 3,1% dari tahun ke tahun, sementara produksi industri turun 2,2% pada kuartal ketiga.
Bank sentral Turki berjuang untuk mengendalikan inflasi yang hampir mencapai 49% dengan kebijakan moneter yang ketat, mempertahankan suku bunga acuan di 50% selama delapan bulan berturut-turut. Hal ini mengerem produksi industri, meskipun permintaan domestik tetap tangguh sebagian karena orang Turki menunda pembelian beberapa barang untuk menghindari harga yang lebih tinggi.
“Konsumsi tetap menjadi kontributor terkuat untuk pertumbuhan PDB, meskipun telah menurun secara kuartal-ke-kuartal selama dua kuartal berturut-turut. Seiring dengan perlambatan volume impor baik secara tahunan maupun triwulanan, hal ini menunjukkan bahwa Turki mendekati tingkat output yang dapat mendukung proses disinflasi,” ujar Okan Ertem, ekonom senior di Turk Ekonomi Bankasi AS.
Bank sentral Turki melihat inflasi akan mencapai 44% tahun ini, sebelum melambat menjadi 21% pada akhir 2025.
Bank sentral mengisyaratkan pada awal bulan ini bahwa penurunan suku bunga dapat segera dibenarkan karena inflasi yang melambat. Kecepatan pelonggaran moneter yang diantisipasi kemungkinan akan memiliki dampak yang menentukan pada pertumbuhan di kuartal-kuartal mendatang.
(bbn)