Cliff Venzon - Bloomberg News
Bloomberg, Pihak berwenang Filipina menunda penyelidikan Wakil Presiden Sara Duterte untuk menjelaskan ancamannya bahwa ia akan membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr jika ia dibunuh.
Duterte dijadwalkan untuk hadir di Biro Investigasi Nasional (NBI) hari ini, tetapi Direktur NBI Jaime Santiago mengatakan bahwa sidang dengar pendapat akan dijadwalkan pada 11 Desember. Penundaan tersebut atas permintaan Duterte.
"Kami sedang menyelidiki klip video yang mengancam presiden dan ibu negara," kata Santiago, seraya menambahkan bahwa wakil presiden tidak kebal terhadap tindakan hukum.
Ia menyatakan pihak berwenang juga menanggapi dengan serius klaim Duterte bahwa dia mendapat ancaman.
Duterte dipanggil oleh biro investigasi setelah ia mengancaman akan membunuh Marcos, istrinya Liza, dan sepupunya, Ketua DPR Martin Romualdez.
Keputusan terpisah dari DPR untuk membatalkan sidang komite pada Jumat mengenai anggaran untuk kantor Duterte datang terlambat "jadi dia belum siap untuk penyelidikan NBI," kata Santiago, mengutip surat dari pengacara Duterte.
Polisi minggu ini juga mengajukan pengaduan terhadap Duterte dan pasukan pengawalnya atas tuduhan penyerangan dan pemaksaan menyusul insiden yang melibatkan pemindahan kepala stafnya ke rumah sakit pemerintah dari Gedung DPR, di mana staf tersebut ditahan.
GMA News sebelumnya melaporkan Duterte tidak akan hadir hari ini, mengutip pengacaranya, tetapi menyatakan bahwa perwakilannya telah mendatangi biro investigasi.
(bbn)