Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Jumat (29/11/2024), dibuka melemah. Pada pukul 9.15, indeks kehilangan 45,35 poin atau setara dengan melemah 0,63% ke level 7.154.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 3,87 miliar saham dengan nilai transaksi Rp2,51 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 187.024 kali.
Sebanyak 282 saham melemah, dan 149 saham menguat. Sementara, 191 saham tidak bergerak.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari regional. Terutama datang dari rilisnya data inflasi Tokyo, Jepang, yang akan menjadi data kunci penentuan kebijakan bunga acuan Bank of Japan, akan dirilis hari ini.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data acuan ini diperkirakan akan menunjukkan sedikit kenaikan Harga Konsumen dalam indeks bulanan dari tahun ke tahun.
Jepang mungkin juga akan menunda keputusan untuk menaikkan pajak guna membantu menutupi peningkatan belanja pertahanan, kata seorang pejabat senior koalisi yang berkuasa.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, pengangguran Jepang diperkirakan naik 10 bps mom ke 2,5% di Oktober 2024. Sejalan dengan realisasi Indeks Keyakinan Konsumen di 36,4 di November 2024.
“Kedua data tersebut mengindikasikan bahwa kondisi ekonomi Jepang masih tertekan,” mengutip riset Phintraco.
Masih dari Asia, Bank Sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BOK) secara tak terduga memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,0% seiring dengan terhentinya pertumbuhan ekonomi dan melambatnya laju inflasi yang melampaui proyeksi oleh para pembuat kebijakan.
“Sebelumnya para analis memprediksi Bank of Korea akan mempertahankan suku bunga acuannya setelah melakukan pemangkasan sebesar 25 bps di Oktober kemarin,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Alasannya, Bank Sentral Korsel merespons sikap preventif terhadap kekhawatiran perdagangan dan ekonomi yang meningkat setelah pemilihan presiden Donald Trump.
Perlambatan di pasar properti, penurunan tekanan inflasi, dan melambatnya laju pertumbuhan ekspor menjadi dasar bagi pemotongan suku bunga kali ini.
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, belum ada perubahan signifikan pada pergerakan IHSG setelah rebound sempat tertahan resisten MA-20.
“View masih sama, tren masih bearish, masih ada potensi penurunan lanjutan ke area support 7.140 selagi tren masih bearish,” papar BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya.
BRI Danareksa juga memberikan catatan, waspadai penurunan lebih dalam jika IHSG turun di bawah support 7.140.
(fad)