Indeks dolar AS tengah melemah pagi ini dan saat ini bergerak makin turun ke 105,957, memberikan ruang lebih leluasa bagi mata uang yang menjadi lawannya untuk bangkit.
Secara teknikal nilai rupiah telah menembus resistance terdekat di Rp15.850/US$ dan bisa makin melaju ke Rp15.810/US$.
Level resistance selanjutnya menarik dicermati pada Rp15.800/US$, yang saat ini makin mendekati resistance psikologis potensial.
Adapun secara tren jangka menengah, rupiah terkonfirmasi memiliki resistance potensial terdekat di MA-200 di Rp15.840/US$, yang tercermin dari time frame daily hingga MA-100 paling potensial di Rp15.750/US$.
Sementara itu, nilai rupiah juga terkonfirmasi mencatat level support Rp15.900/US$ dari posisi sebelumnya, sementara kisaran support rupiah di antara Rp15.930 sampai dengan Rp15.950/US$.
Bank Indonesia nanti malam akan menggelar Banker's Dinners atau pertemuan tahunan dengan para bankir dan stakeholder industri keuangan. Dalam forum tahunan itu, Gubernur BI Perry Warjiyo akan menyampaikan proyeksi ekonomi tahun-tahun mendatang.
Banker's dinner kali ini digelar di tengah kondisi perekonomian domestik yang lesu. Ditambah berbagai rencana kebijakan yang potensial makin menekan daya beli masyarakat. Bahkan ada rencana pembatasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang potensial mengerek inflasi, kebijakan moneter terancam akan terus bertahan restriktif setelah risiko pasar global usai Donal Trump memenangkan Pilpres AS, sudah membatasi upaya pelonggaran moneter.
Ekonomi Indonesia pada kuartal terakhir tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 4,93% year-on-year menurut hasil survei Bloomberg yang terbaru terhadap 32 ekonom, yang dilansir hari ini. Proyeksi ini lebih kecil dibanding perkiraan dalam survei sebelumnya pada level 5%.
Selain itu, bila ramalan para ekonom itu terpenuhi, berarti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia makin melambat di pengujung tahun karena pada kuartal III-2024 lalu perekonomian hanya tumbuh 4,95%.
Para ekonom yang disurvei pada periode 21-27 November itu, di tengah lanskap global yang telah berubah cepat dengan keterpilihan Donald Trump dalam Pilpres awal bulan, memprediksi pertumbuhan ekonomi RI secara keseluruhan tahun ini akan stuck di angka 5%, melambat dibanding capaian 2023 sebesar 5,05%.
Para ekonom juga menilai, ekonomi RI pada 2025 masih akan terjebak kelesuan dengan capaian pertumbuhan hanya di 5%.
Yang juga perlu dicatat, para ekonom juga menilai perekonomian Indonesia memiliki potensi mengalami resesi dalam 12 bulan dengan probabilitas makin besar, mencapai 10%. Sebagai perbandingan, pada Juli lalu, risiko resesi ekonomi RI masih 0%.
(rui)