“Kalau populasi EV-nya sedikit, tidak ada yang beli, mubazir. Jadi kita perlu guide, 805 orang di rumah nge-charge. Kita perlu dorong untuk sistem listrik yang baik di rumah. Kemudian SPKLU kita at least pastikan di jalan ada. Kita buat di rest area. Kita hitung kebutuhannya berapa,” kata Rachmat.
Dia pun memastikan ketersediaan SPKLU untuk kepentingan musim libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 relatif aman.
“Nataru aman, karena populasinya [bertambah]. Kalau EV banyak, pasti mereka akan [investasi SPKLU]. Kita selalu dorong. Buat kita, sebenarnya ekosistem ini saling menguatkan dan kita lihat apa lagi yang menjadi bottleneck,” tuturnya.
Menurut catatan PLN, selama periode 2021—2024, perseroan telah meningkatkan 5,6 kali lipat jumlah SPKLU secara anual menjadi 1.582 unit, kemudian jumlah home charging services meningkat 130 kali lipat menjadi 14.524.
Adapun, keberadaan 1.582 SPKLU ini disebut merupakan kolaborasi PLN bersama 27 mitra yang tersebar di 1.131 lokasi seluruh Indonesia. Dengan perincian, 990 SPKLU milik PLN dan 592 SKLU milik mitra.
(wdh)