Pada transaksi sampai tengah hari, yield tenor pendek INDOGB-2Y turun 3,1 bps ke 6,45%, lalu tenor 10Y bergerak sedikit jadi 6,91%.
Risiko resesi meningkat
Hasil survei yang dihelat oleh Bloomberg terhadap 32 ekonom selama periode 21-27 November, memperkirakan perekonomian RI diprediksi tumbuh makin melambat pada kuartal IV-2024.
Produk Domestik Bruto pada kuartal akhir tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 4,93% year-on-year. Proyeksi tersebut lebih kecil dibanding perkiraan dalam survei sebelumnya pada level 5%.
Selain itu, bila ramalan para ekonom itu terpenuhi, berarti pertumbuhan PDB Indonesia makin melambat di pengujung tahun karena pada kuartal III-2024 lalu perekonomian hanya tumbuh 4,95%.
Secara keseluruhan tahun ini, ekonomi RI diperkirakan akan stuck di angka 5%, melambat dibanding capaian 2023 sebesar 5,05%.
Yang juga perlu dicatat, para ekonom juga menilai perekonomian Indonesia memiliki potensi mengalami resesi dalam 12 bulan dengan probabilitas makin besar, mencapai 10%. Sebagai perbandingan, pada Juli lalu, risiko resesi ekonomi RI masih 0%.
Kelesuan konsumsi di tengah kebijakan moneter yang masih cenderung restriktif menjadi pangkal dari pertumbuhan yang melambat. Meski para ekonom melihat masih ada peluang BI rate dipangkas 25 bps pada pertemuan bulan depan, kebijakan bunga acuan tahun depan dinilai masih akan ketat dengan peluang penurunan tinggal 75 bps.
"Setelah pada Desember sepertinya akan memangkas bunga acuan sebesar 25 bps, kami perkirakan tahun depan BI rate hanya akan dipangkas 75 bps pada 2025. Prediksi itu lebih sedikit dibanding perkiraaan kami sebelumnya yaitu pemotongan hingga 4,5% hingga akhir 2025," jelas Lloyd Chan, Strategist MUFG Bank, dilansir dari Bloomberg.
(rui)