Logo Bloomberg Technoz

Dana Asing Keluar dari Bursa RI, Tak Menarik karena Dolar Kuat

News
28 November 2024 13:10

Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Eduard Gismatullin & Matthew Burgess - Bloomberg News

Bloomberg, Investor asing semakin waspada menanamkan modal ke saham-saham Indonesia, dimana arus keluar ekuitas mencapai sesi ke-15 berturut-turut. Asing ke luar dari pasar saham Indonesia karena dolar yang lebih kuat mengurangi daya tarik aset-aset negara berkembang. 

Aksi jual ini menyamai dua aksi jual sebelumnya pada tahun ini, dan menyebabkan arus keluar sebesar US$891 juta di November, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Hal ini menyebabkan indeks ekuitas acuan negara ini meluncur ke ambang koreksi, turun sekitar 9% dari rekor tertinggi pada 19 September.

Penguatan dollar dan imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi telah mendatangkan malapetaka pada aset-aset negara berkembang dalam beberapa minggu terakhir di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan-kebijakan Presiden terpilih Donald Trump akan meningkatkan inflasi Amerika Serikat (AS) dan memaksa Federal Reserve untuk menahan penurunan suku bunganya. Rupiah turun 1% di bulan ini karena arus keluar.

“Apa yang awalnya merupakan penarik utama bagi Asean, seperti dolar AS yang lebih rendah karena suku bunga dan inflasi yang lebih rendah, dalam beberapa bulan menjelang pemilihan umum AS telah berubah menjadi penarik utama,” kata Niklas Olausson, kepala riset Valverde Investment Partners Pte. 

Arus dana keluar dari pasar saham Indonesia.