Kenaikan harga kopi ini diprediksi akan menambah beban bagi kafe dan roaster (pemanggang) kopi, yang pada akhirnya meningkatkan biaya bagi konsumen. Di sepanjang rantai pasokan, para penjual telah menaikkan harga dan menghapus diskon untuk melindungi margin keuntungan mereka. Nestlé SA, pembuat kopi terbesar di dunia, mengatakan pada bulan November bahwa mereka akan menaikkan harga dan memperkecil ukuran kemasan untuk mengurangi dampak dari kenaikan harga biji kopi.
“Reli ini disebabkan oleh sejumlah faktor kompleks,” kata analis Rabobank Carlos Mera. “Kekhawatiran akan hasil produksi Brasil pada musim 2025-26 mendatang, tantangan pengiriman dan logistik, serta ketidakpastian tentang tanggal mulai penerapan aturan deforestasi Uni Eropa, menjadi faktor utama,” tambahnya. “Selain itu, ada juga pembelian besar-besaran di AS menjelang kemungkinan tarif perdagangan di bawah pemerintahan Trump,” tambah Mera.
Harga arabika terakhir tercatat naik 2,6% di angka US$3,17 per pon di New York, dan menuju kenaikan harian keenam berturut-turut. Kenaikan ini telah mendorong indeks kekuatan relatif (RSI) selama 14 hari untuk berayun jauh di atas angka 70, yang bisa menandakan bahwa pasar sudah terlalu overbought.
Petani kopi di Brasil saat ini tidak banyak menjual dalam jumlah besar, kata pialang Thiago Cazarini. Para produsen telah menjual sebagian besar hasil panen mereka, sehingga pembeli terpaksa menghadapi pasokan yang terbatas hingga panen berikutnya dimulai pada bulan Mei.
Kekhawatiran pasokan arabika ini muncul setelah beberapa musim panen yang mengecewakan, tidak hanya di Brasil, tetapi juga di negara-negara penghasil kopi utama lainnya. Kolombia, produsen arabika terbesar kedua, masih pulih dari dampak cuaca kering El Nino awal tahun ini, sementara hujan lebat baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran akan kerusakan tanaman di negara-negara seperti Kosta Rika dan Honduras.
Kenaikan biaya lindung nilai—akibat permintaan margin yang lebih tinggi—dan kemungkinan kegagalan produsen turut berkontribusi pada terjadinya kepanikan dalam pembelian baru-baru ini, tulis analis di trader kopi Sucafina SA dalam sebuah laporan minggu ini.
Reli harga tahun ini didampingi oleh manajer dana yang memegang posisi besar untuk mempertaruhkan harga yang lebih tinggi. Meskipun posisi net-long spekulan pada arabika lebih rendah dari puncaknya yang tercatat sebelumnya tahun ini, taruhan bullish masih berada pada level yang sangat tinggi, menurut data dari Commodity Futures Trading Commission.
Kopi robusta, jenis kopi yang lebih terjangkau dan biasa digunakan untuk minuman instan, juga melonjak tahun ini, naik sekitar 88% di London.
Di pasar komoditas lunak lainnya, harga gula mentah naik pada Rabu (27/11/2024), sementara harga kakao sedikit turun di New York.
(bbn)