Logo Bloomberg Technoz

Menurut Bahlil, bisnis bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia sangat menjanjikan. Dengan kata lain, dia menepis kabar perusahaan asing sulit menghadapi persaingan bisnis di industri hilir migas Indonesia lantaran harus bersaing dengan PT Pertamina (Persero) yang ditopang oleh negara.

“Memang menjanjikan lah. Kuncinya cuma satu saja. Kalau lifting turun, berarti tidak menjanjikan. Kalau lifting naik, berarti menjanjikan. Siapapun pengusahanya, negara enggak masalah. Kita kan terbuka. Terbuka untuk datang, terbuka juga untuk kalau mau pamit, baik-baik. Enggak boleh kita paksa orang,” jelas Bahlil.

Shell sendiri memang pernah terlibat di industri hulu migas Indonesia sebagai pemegang hak partisipasi atau participating interest (PI) proyek Abadi Masela; ladang gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) raksasa di wilayah Tanimbar, Maluku.

Di Blok Masela, Shell bersama Inpex Corporation (Inpex) sebelumnya setuju untuk membangun fasilitas LNG dengan kapasitas tahunan sebesar 9,5 juta ton dalam kontrak pemulihan biaya senilai sekitar US$20 miliar.

Akan tetapi, pada 2020, Shell memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut dengan menjual 35% hak partisipasinya seharga US$2 miliar.

Upaya Shell untuk melakukan divestasi dari Blok Masela sejak itu berlarut-larut, sehingga menciptakan ketidakpastian seputar kelanjutan pengembangan lapangan Abadi yang menyimpan 360 miliar meter kubik gas itu.

Kementerian ESDM pada akhir Mei 2023 bahkan pernah mengungkapkan kegeramannya terhadap Shell, yang akhirnya memutuskan untuk hengkang dari proyek Abadi Masela.

SPBU Shell di Jakarta, Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian

Di lini hilir migas, Shell di Indonesia belakangan disebut-sebut akan menutup bisnis SPBU-nya setelah Shell menjual kilang legendarisnya di Singapura kepada PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melalui perusahaan patungan bersama Glencore.

Belum diketahui apakah kabar rencana penutupan SPBU di Indonesia tersebut akan dieksekusi dalam waktu dekat, atau jangka menengah/panjang.

Namun, pada Juni 2024, perusahaan memang sudah menutup 9 SPBU-nya di Sumatra, tidak berselang lama setelah Shell Plc di tingkat global mengumumkan niat untuk menutup 1.000 jaringan SPBU-nya di berbagai negara hingga 2025.

Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea membantah kabar yang beredar saat ini bahwa Shell akan menutup seluruh SPBU-nya di Indonesia.

"Shell Indonesia menginformasikan bahwa informasi yang beredar terkait dengan rencana Shell menutup seluruh SPBU di Indonesia adalah tidak benar. Kami tidak dapat berkomentar atas spekulasi yang terjadi di pasar," kata Susi kepada Bloomberg Technoz, Minggu (24/11/2024).

Di tingkat global, bagaimanapun, Shell Plc telah mengumumkan rencana akan menutup 1.000 SPBU-nya di berbagai negara hingga 2025. Penutupan ini seiring dengan meningkatnya permintaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

"Kami berencana mendivestasikan 500 SPBU, termasuk usaha patungan, setiap tahunnya pada 2024 dan 2025," kata Shell Plc dalam laporan Energy Transition Strategy 2024, seperti dikutip Bloomberg.

Shell Plc mengalami penurunan margin dari bisnis kilangnya pada kuartal III-2024 dan diperkirakan mengalami kerugian dalam bisnis petrokimianya; sebuah kinerja yang mencerminkan pelemahan ekonomi global yang lebih luas.

Margin yang diperoleh dari penyulingan minyak mentah anjlok 29% dalam periode tersebut menjadi US$5,50 per barel, kata Shell Plc dalam sebuah pernyataan.

(mfd/wdh)

No more pages