“Dengan terlihatnya hasil PMI dan IKI yang berada di posisi ekspansi, artinya para pelaku industri dan investor di Indonesia tetap optimistis dan percaya diri dalam menjalankan usahanya. Selain itu, mereka punya keyakinan besar terhadap kondisi pasar yang makin membaik,” paparnya.
Guna menjaga momentum ekspansi manufaktur, lanjut Agus, pemerintah akan lebih aktif memacu perluasan pasar ekspor, terutama ke pasar-pasar nontradisional. Selain itu, program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) akan dioptimasi, khususnya untuk pengadaan barang dan jasa (procurement) di tingkat pemerintah pusat, daerah, serta BUMN dan BUMD.
Tim Moore, Economics Director S&P Global Market Intelligence, mengatakan penguatan PMI Manufaktur Indonesia pada April ditopang oleh kenaikan tercepat pada permintaan sejak September 2022. Produsen barang juga mengarah pada kenaikan pembelian input dan akumulasi stok mengantisipasi kenaikan permintaan pelanggan pada bulan-bulan mendatang.
Sementara itu, kenaikan harga bahan baku terus mendorong biaya bisnis, tetapi keseluruhan tingkat inflasi berkurang hingga laju paling lambat selama hampir dua setengah tahun.
"Menurut survei PMI S&P Global terkini, sektor manufaktur terus mendapatkan momentum setelah awal yang kurang baik pada 2023. Kondisi bisnis membaik menggambarkan permintaan domestik menguat, yang mendorong kenaikan tercepat pada permintaan baru dan volume produksi selama tujuh bulan,” jelas Moore dalam laporannya.
Responden survei menyebutkan penurunan kondisi bisnis di beberapa tujuan ekspor luar negeri utama sebagai faktor penyebab penurunan kecil pada permintaan baru dari luar negeri.
Menurut perusahaan manufaktur peserta survei, kenaikan volume pekerjaan baru dan saluran penjualan yang kuat secara keseluruhan menyebabkan kenaikan lebih jauh pada jadwal produksi pada bulan April. Tingkat pertumbuhan output merupakan yang tercepat sejak September 2022.
"Produsen barang tampak bersemangat tentang prospek pertumbuhan jangka pendek, dengan kepercayaan diri terhadap ekspansi ouput paling tinggi sejak bulan November. Terlebih lagi, lapangan kerja terus berlanjut pada bulan April dan stok pembelian terakumulasi pada laju tercepat selama 16 bulan untuk mengantisipasi kenaikan jadwal produksi,” kata Moore.
Data April juga menunjukkan aktivitas penjualan di seluruh sektor manufaktur. Kenaikan tingkat biaya input telah tercatat setiap bulannya sejak September 2021. Terlebih lagi, tingkat pertumbuhan mendapatkan momentum lebih jauh pada April dan merupakan yang paling cepat selama tujuh bulan.
Perusahaan manufaktur Indonesia mengharapkan kenaikan berkelanjutan pada volume produksi selama tahun mendatang. Indeks ini naik selama dua bulan berjalan dan menunjukkan tingkat optimisme bisnis paling kuat sejak November 2022.
(wdh)