Direktur Pelaksana International Moneter Fund (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan apabila Amerika sampai gagal bayar utang, itu akan menimbulkan kerugian besar bagi perekonomian dunia.
Dilansir dari Bloomberg News, komentar dari IMF ini menambah peringatan tentang risiko kehancuran pasar jika AS gagal menyelesaikan kebuntuan antara Partai Republik dan Presiden AS Joe Biden mengenai peningkatan plafon utang.
“Guncangan global seperti pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina telah mengajari kami untuk lebih berpikiran terbuka, bahwa hal yang tidak terpikirkan bisa terjadi," kata Kristalina pada Februari lalu.
“Dan inilah mengapa sangat penting bagi semua orang yang berkepentingan untuk menanggapi ini dengan sangat serius,” lanjutnya.
Ia pun mengatakan inflasi AS tertinggi empat dekade tahun lalu tidak akan ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit yang akan ditimbulkan oleh gagal bayar utang.
Inflasi AS tertinggi empat dekade tahun lalu tidak akan ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit yang akan ditimbulkan oleh gagal bayar utang.
Kristalina Georgieva, Direktur Pelaksana IMF
Meski demikian, Kristalina berharap hal ini tidak terjadi, “Sejarahnya, biasanya setelah banyak ke sana ke mari, solusi ditemukan."
“Konsumen AS akan dirugikan jika AS gagal bayar, yang akan mendorong kenaikan suku bunga,” sambungnya.
Secara hukum, utang pemerintah federal tidak boleh melebihi 31,4 triliun dolar AS (Rp 472.973 triliun) batas yang dicapai pada 19 Januari 2023.
Utang China
IMF memperingatkan bahwa 60% negara berpenghasilan rendah berada pada atau mendekati krisis utang. China sebagai kreditur terbesar negara berkembang, diharapkan dapat bekerja sama dalam pembicaraan restrukturisasi utang.
“China harus mengubah kebijakannya karena negara berpenghasilan rendah tidak dapat membayar,” katanya. “Ini adalah saat restrukturisasi utang menjadi prioritas utama.”
Bulan ini akan diadakan pertemuan kreditur, dari pemberi pinjaman tradisional hingga peserta baru seperti China dan India, di India bulan ini. Menteri keuangan dan gubernur bank sentral akan hadir, menurut Kristalina.
Kekhawatiran makin membesar
Kekhawatiran pasar mengenai kemungkinan Amerika Serikat (AS) gagal bayar utang pada Juni mulai tumbuh. Imbal hasil surat utang negara AS untuk awal Juni melonjak pada Selasa (02/05/2023).
Lonjakan ini terjadi setelah peringatan dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen bahwa pemerintah AS dapat mengalami gagal bayar awal bulan depan.
Imbal hasil untuk obligasi pada awal Juni sekarang dengan kuat di atas 5%, dengan beberapa di atas 5,4%. Imbal hasil Mei, sebaliknya jauh lebih rendah, sedangkan untuk sebagian besar bulan Juli juga di bawah 5%. Sementara untuk awal Agustus, tercermin kekhawatiran yang meningkat di sekitar periode itu.
"Pergerakan ini adalah reposisi untuk tanggal-X baru dengan bantuan likuiditas pasar pada pagi hari," kata ahli strategi TD Securities Gennadiy Goldberg.
"Berita kemarin [peringatan Yellen] keluar agak terlambat bagi pasar untuk menilai ulang dengan benar," katanya.
Variasi antara suku bunga pada jatuh tempo yang berbeda terjadi karena investor menuntut imbal hasil premium untuk setiap sekuritas yang kemungkinan besar akan dilunasi segera setelah AS kehabisan kapasitas pinjaman. Hal itu karena pemerintah tidak akan bisa menjual sekuritas baru dan mendapatkan uang tunai untuk membayar utang kepada pemegangnya.
Jika Departemen Keuangan AS dapat melewati tantangan gagal bayar ini hingga tanggal-tanggal penting tertentu di mana mereka bisa mendapat suntikan uang tunai baru, misalnya pembayaran pajak perusahaan pertengahan Juni, maka mereka akan memiliki ruang bernafas tambahan.
Pemerintah AS kini memiliki waktu yang sempit hingga 1 Juni, tanggal yang telah diperingatkan oleh Yellen untuk kemungkinan gagal bayar. Presiden AS Joe Biden dan anggota DPR dan Senat dijadwalkan berada di kota pada waktu yang sama hanya selama tujuh hari.
(rui/roy)