"Kalau drop 30%, berarti dia dibawah 50%. Ya dibawah 50% kan, berapa tahun dia akan kuat bertahan itu," ujar dia.
Potensi PHK
Di sisi lain kata Bob, kejadian tersebutpun juga turut akan membuka potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri otomotif, yang hingga saat ini masih bertahan.
"Ya [potensi PHK itu] tidak usaha disebut lagi [sudah pasti terjadi]," kata dia, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).
Bukan hanya PHK, Bob juga mengatakan Indonesia akan berpotensi tak lagi menjadi negara dengan pasar otomotif terbesar di kawasan Asia Tenggara.
"Posisi kita yang tadinya nomor 1 di ASEAN itu, pelan-pelan bisa di-takeover oleh negara lain. Misalnya Malaysia, sekarang udah 700 ribu marketnya. Malaysia itu dari dulu 500, sekarang udah 700 ribu. Dia udah naik 40% waktu 2 tahun."
Berdasarkan data terbaru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sejak Januari hingga Oktober 2024, Indonesia sendiri mencatatkan penjualan mobil sebanyak 710.406 unit, atau mencerminkan penurunan penjualan sebesar 15% secara tahunan.
Dengan pasar otomotif yang lesu itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta pelaku usaha industri otomotif tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sambutannya disela acara Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 pada hari ini Jumat (22/11/2024), yang juga bertujuan untuk mendongkrak pasar otomotif di Tanah Air.
"Saya minta kepada Gaikindo [Gabungan Industri Kendaraan Indonesia] jangan ada PHK di sektor otomotif, seperti saat covid terjadi, tidak ada PHK. Jadi covid yang berat saja tidak ada PHK, sekarang tekanan. Tekanan besar juga jangan ada PHK," ujar Agus dalam sambutannya.
(ain)