Logo Bloomberg Technoz

Penjualan EV Lesu, Nikel RI Lebih Banyak Diserap Properti China

Mis Fransiska Dewi
27 November 2024 12:50

Serbuk baterai dari nikel./Bloomberg-SeongJoon Cho
Serbuk baterai dari nikel./Bloomberg-SeongJoon Cho

Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) tidak menampik pertumbuhan permintaan nikel untuk bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) masih di bawah ekspektasi. Komoditas mineral andalan RI itu lebih banyak terserap untuk industri properti China.

"Jadi [tahun] kemarin sama tahun ini growth [penjualan] EV sekitar 18%-an. Masih ada pertumbuhan, tetapi itu sebenarnya di bawah proyeksi growth yang mungkin di 22%," ujar Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo usai kegiatan MIND ID Commodities Outlook, dikutip Rabu (27/11/2024).

Menurut Dilo, pertumbuhan EV yang tidak sesuai harapan juga berkaitan dengan kebijakan proteksi dari sejumlah negara. Namun, dia mengingatkan bahwa prospek permintaan komoditas mineral logam—khususnya nikel — tidak hanya tergantung pada pasar EV. 

Ada prospek dari industri lain yang membutuhkan baja nirkarat atau stainless steel seperti properti. Apalagi, menurut Dilo, sektor properti di negara besar seperti China dan India masih memiliki geliat, meski belum pesat.

"Untuk komoditas nikel kan enggak harus semuanya ke EV, tetapi juga bisa ke sektor lain seperti properti. Jadi mungkin di sini [permintaan dari industri EV] growth-nya agak berkurang, tetapi growth yang dari sisi properti masih ada lebih besar," tutur Dilo.

Rata-rata biaya produksi baterai nikel. (Dok: Bloomberg)