Dolar Selandia Baru, yang sempat naik hampir setengah sen AS setelah pengumuman kebijakan, melemah kembali setelah komentar gubernur terkait prospek pemotongan suku bunga lebih lanjut.
Sri Lanka Tetapkan Suku Bunga Acuan Baru
Sementara itu, Bank Sentral Sri Lanka menetapkan suku bunga acuan baru sebesar 8% untuk mendukung pemulihan ekonomi dari krisis terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Perubahan ini menggantikan sistem dua suku bunga sebelumnya dan diharapkan dapat meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter.
Keputusan untuk melonggarkan kebijakan moneter ini dilakukan untuk "memastikan inflasi mendekati target 5%, sambil mendukung ekonomi agar mencapai kapasitas penuh," ujar bank sentral dalam pernyataannya, Rabu (27/11).
Dana Moneter Internasional (IMF), yang memiliki program pinjaman dengan Sri Lanka, merekomendasikan pengenalan suku bunga acuan tunggal untuk memperbaiki transmisi kebijakan. Pekan lalu, Sri Lanka menerima persetujuan awal untuk pencairan dana talangan IMF senilai US$333 juta. Dana ini telah membantu menstabilkan ekonomi Sri Lanka dan mendorong aktivitas ekonomi.
Meski demikian, inflasi di Sri Lanka masih di bawah target sejak Maret, bahkan mencatat deflasi sejak September. Bank sentral tetap berkomitmen pada fleksibilitas target inflasi sebesar 5% dalam kebijakan moneternya.
(bbn)