Logo Bloomberg Technoz

“Inflasi IHK akan kembali ke jalur di batas atas target bank sentral 2%-4% pada Mei. Dengan level inflasi inti yang juga masih stabil, BI mungkin mengambil langkah oportunis dan memangkas bunga acuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi setelah siklus kenaikan bunga Federal Reserve berakhir,” komentar Brian Tan, Ekonom Barclays Plc, seperti dilansir oleh Bloomberg News, Rabu (3/5/2023).

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi IHK akan terjangkar masuk ke target bank sentral pada Juni, menyusul terkendalinya inflasi Ramadan dan Lebaran tahun ini yang bahkan lebih rendah dibandingkan inflasi Ramadan serta Lebaran tahun lalu.

“Inflasi Indonesia akan melandai ke level 3,8% pada Juni nanti seiring dengan pelemahan permintaan yang mengamplifikasi tekanan disinflasi,” imbuh Miguel Chanco, Ekonom Pantheon Macroeconomics Ltd.

Adapun ekonom ANZ Banking Group Krystal Tan memperkirakan, inflasi Indonesia akan terseret turun ke zona 2%-% pada Juli nanti dengan perkiraan inflasi inti akan lebih rendah lagi ke depan.

Bunga acuan akan dipangkas?

Bank Indonesia, menurut Ekonom ING Groep INV Nicholas Mapa, berpeluang memangkas bunga acuan pada kuartal II-2023 bila nilai tukar rupiah tetap stabil dan inflasi sudah terjangkar di target bank sentral.

Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas melontar prediksi, inflasi IHK akan kembali ke rentang target bank sentral pada Juni nanti di level 3,8% year-on-year. "Menurut permodelan inflasi kami, proses disinflasi Indonesia berpotensi berlanjut hingga akhir tahun menjadi 2,8% yoy [inflasi IHK] dan 2,2% [inflasi inti]," ujar analis.

Dengan laju disinflasi lebih cepat, analis memperkirakan BI bisa mengambil langkah pemangkasan bunga lebih awal pada Juli untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi domestik. "Potensi penurunan inflasi yang tajam hingga akhir tahun mengindikasikan tingginya potensi pelemahan ekonomi sepanjang 2023 akibat dampak suku bunga domestik yang tinggi dan melemahnya harga komoditas global, BI bisa pangkas bunga lebih awal untuk mengimbangi itu," jelas Lionel.

Ada dua skenario pemangkasan bunga BI7DRR. Pertama, skenario agresif, jelas Lionel. Dalam skenario itu, BI akan membiarkan selisih BI7DRR dan bunga acuan Federal Reserve (FFR) di zona negatif (-50 bps), dengan memangkas bunga sebesar 150 bps dalam enam kali Rapat Dewan Gubernur (RDG) menjadi 4,25%.

Kedua, skenario konservatif. Diasumsikan BI berusaha menjaga selisih bunga acuan dengan bunga Amerika di level 0 bps. "Dalam skenario itu, kami memprediksi BI akan memangkas sebesar 100 bps menjadi 4,75%," jelas analis dalam catatan analisis terbaru, Rabu pagi (3/5/2023).

– dengan bantuan laporan Grace Sihombing dan Claire Jiao dari Bloomberg News.

(rui)

No more pages