Logo Bloomberg Technoz

Bursa Saham Asia Cenderung Stabil di Tengah Tarik Ulur Tarif AS

News
27 November 2024 09:40

Ilustrasi Bursa Asia. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi Bursa Asia. (Dok: Bloomberg)

Aya Wagatsuma - Bloomberg News

Bloomberg, Bursa saham Asia bergerak terbatas setelah rencana tarif Donald Trump mengguncang pasar negara berkembang pada sesi sebelumnya. Dolar Selandia Baru menguat setelah bank sentral negara tersebut mengindikasikan pelonggaran yang lebih lambat.

Indeks MSCI Asia Pasifik turun kurang dari 0,1% setelah sebelumnya mengalami penurunan 0,6% pada Selasa (26/11/2024). Saham di Jepang dan Hong Kong turun, sementara saham di Australia mengalami kenaikan. Kontrak berjangka saham AS tidak banyak berubah setelah S&P 500 mencatatkan rekor baru. Indeks dolar Bloomberg turun 0,1%, mengurangi sebagian dari kekuatan yang terlihat pada Selasa yang memberi tekanan pada peso Meksiko dan yuan China, di antara mata uang lainnya.

Agenda tarif Trump tampaknya semakin memperoleh momentum pada Rabu (27/11/2024), dengan tim transisi yang dikabarkan siap mengumumkan penunjukan Jamieson Greer sebagai Perwakilan Perdagangan AS. Greer sangat terlibat dalam keputusan kebijakan perdagangan Trump pada masa jabatan pertama. Sejumlah data dari AS yang akan dirilis mengenai inflasi dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan memberikan petunjuk tentang bagaimana bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan merespons pada bulan Desember.

“Prospek tarif AS lebih lanjut tetap menjadi kekhawatiran bagi pasar Asia,” kata Frederic Neumann, kepala ekonom Asia di HSBC Holdings Plc. Penunjukan Greer sebagai USTR, jika disetujui, mengindikasikan “sikap perdagangan yang lebih ketat dari AS di bawah pemerintahan Trump.”

Pergerakan inflasi Selandia Baru dan suku bunga RBNZ. (Sumber: Bloomberg)